Menurut Rocky Gerung salah satu alasan kegagalan komunikasi Istana adalah ketidakmampuan mengelola arus informasi di era digital.
Ia mencontohkan bagaimana berita tentang demo mahasiswa lebih banyak mendapat perhatian dari media asing dibandingkan media nasional yang dikendalikan oleh pemerintah.
"Begitu banyak kegiatan mahasiswa yang sangat dramatis tidak diberitakan di dalam negeri karena ditelepon oleh para juru bicara Istana tetapi tetap lolos ke luar negeri dan justru kembali lagi ke Indonesia," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Muslim Cham Hanya Ramadan Selama 15 Hari, Simak Seluk-Beluknya!
Rocky Gerung menegaskan bahwa kritik terhadap komunikasi pemerintah bukan berarti membenci pemerintahan Prabowo.
Menurutnya Istana seharusnya bisa mengolah kritik sebagai masukan untuk membangun komunikasi yang lebih baik bukan justru membungkam suara masyarakat.
"Kritik dari netizen itu dibenci oleh komunikator Istana. Maka timbullah upaya untuk membungkam, membully, dan menghalangi para pengkritik. Padahal mata publik itu dikendalikan oleh rasa keadilan bukan oleh narasi kekuasaan," pungkasnya.***