nasional

Rocky Gerung Sindir Istana, Juru Bicara Puluhan Tapi Komunikasi Pemerintah Buruk

Selasa, 4 Maret 2025 | 17:00 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung (dok youtube Rocky Gerung)


Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti hasil jajak pendapat Kompas yang menunjukkan komunikasi pemerintah Presiden Prabowo dinilai buruk.

Menurut Rocky Gerung ini menjadi ironi mengingat Istana memiliki puluhan juru bicara yang seharusnya bisa mengelola opini publik dengan lebih baik.

Rocky Gerung menilai keberadaan puluhan juru bicara di lingkungan Istana justru gagal menjaga citra positif Presiden Prabowo.

Baca Juga: Halte Transjakarta Petukangan Utara Resmi Berganti Nama Menjadi Petukangan D’Masiv

"Komunikasi publik pemerintahan Prabowo itu sangat buruk. Ini sebuah ironi yang bisa berubah menjadi tragedi karena saat ini kantor Presiden dilengkapi dengan juru bicara yang sangat banyak," kata Rocky Gerung dalam YouTubenya.

Menurutnya opini negatif terhadap pemerintah semakin meningkat meskipun ada tim komunikasi yang lengkap.

"Ada yang gagal dipelihara oleh para komunikator yang direkrut puluhan orang itu. Buat apa uang dibakar hanya untuk memuji-muji Presiden padahal tugas public relation itu supaya publik yang memuji bukan Istana yang memuji-muji Presiden," ujar Rocky Gerung.

Lebih lanjut Rocky Gerung menyoroti bagaimana komunikasi pemerintah tidak mampu meyakinkan publik bahwa Prabowo bekerja keras.

Ia menilai banyaknya satir dan meme negatif yang beredar menunjukkan bahwa strategi komunikasi istana gagal total.

Baca Juga: Bisa Mengatasi Ketombe, Inilah 8 Manfaat Daun Pandan Menurut Dokter Ema

"Kalau kita lihat bagaimana meme-meme dan gambar yang beredar membully Presiden Prabowo itu artinya Istana gagal bahkan hanya untuk menghalangi pun gagal," tambahnya.

Rocky Gerung juga menilai strategi komunikasi Istana selama ini terlalu defensif dan tidak produktif.

Ia menyebut para juru bicara Istana hanya reaktif terhadap opini publik tanpa bisa mengubah persepsi masyarakat secara efektif.

"Opini publik itu tidak mungkin dihentikan dengan sekadar counter-narasi. Publik mencurigai kekuasaan, mencurigai kebijakan, dan kampanye negatif berjalan dengan cara mereka sendiri," ujarnya.

Baca Juga: Naik Pitam! Donald Trump Usir Presiden Ukraina Zelensky, Simak Kronologi Lengkapnya

Halaman:

Tags

Terkini