bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto menegaskan optimisme mengenai masa depan Indonesia dalam pidatonya di Kongres Partai Demokrat.
Pernyataannya yang membela Presiden Jokowi dan menepis isu cawe-cawe menarik perhatian publik, terutama karena berseberangan dengan pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya.
Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti cara Prabowo membangun narasi optimisme dengan menyebut bahwa Indonesia akan mencapai masa keemasan pada tahun 2050.
“Logikanya, supaya terang benderang, mesti ada kegelapan dulu, kan? Terangnya itu nanti, tahun 2050, bukan sekarang,” bebernya dilansir dari youtube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Indonesia Cerah di Atas Kertas, Tapi Bagaimana Realitanya?
“Jadi, kita mulai mendeteksi psikologi Presiden Prabowo yang mulai merasa tersinggung karena dianggap Indonesia gelap,” sambungnya.
Proyeksi tersebut didasarkan pada riset yang menunjukkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi ekonomi global peringkat keempat setelah China, Amerika Serikat, dan India.
Namun, pernyataan ini secara tidak langsung mengakui adanya tantangan besar saat ini, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai periode kegelapan yang harus dilalui sebelum mencapai titik terang.
Baca Juga: Prabowo Kembali Bela Jokowi Soal Cawe-Cawe, Rocky Gerung: Ada Apa Ini?
Rocky Gerung menyoroti bahwa mahasiswa dan masyarakat sipil melihat kondisi saat ini sebagai kegelapan, terutama akibat berbagai isu sosial dan ekonomi.
Isu-isu seperti korupsi di sektor energi, kebijakan ekonomi yang kontroversial, serta ketidakpastian politik menjadi faktor yang menguatkan pandangan tersebut.
Sementara itu, Prabowo memilih untuk menampilkan optimisme dengan menegaskan bahwa masa depan Indonesia akan lebih cerah dengan kepemimpinan yang kuat dan kebijakan ekonomi yang tepat.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana Prabowo akan membangun fondasi yang kokoh untuk mewujudkan visi tersebut.
Baca Juga: Pasca Demo Siswa MAN 2 Bekasi, Gubernur Dedi Mulyadi Minta Keterangan Wakil Kepala Sekolah