Lebih lanjut ia menyoroti dampak pemotongan anggaran terhadap ekonomi riil seperti transportasi, akomodasi, dan sektor lainnya.
"Anggaran perjalanan dipotong dampaknya serius. Rental mobil, hotel, warung makan semua terkena imbasnya," lanjutnya.
Menurutnya jika memang pemerintah ingin menunjukkan keseriusan terhadap proyek ini sebaiknya Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang terlebih dulu berkantor di sana.
Baca Juga: Alifurrahman Curiga Bahlil Keceplosan Sebut Nama Wapres, Ada Skenario Politik?
"Kalau saran saya di sana kantor Wapres. Jangan bayangkan menteri-menteri dulu yang pindah. Biar jelas IKN itu apa," ucapnya.
Ia juga mengkritik ketidakjelasan status ibu kota negara saat ini.
"Sekarang ibu kota negara yang mana? Jakarta sudah jadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) tapi katanya masih nunggu Perpres buat menentukan ibu kota baru," sindirnya.
Baca Juga: China Unggul di Software, Amerika Serikat Kuat di Hardware, Lebih Berharga Mana?
Deddy Sitorus menegaskan bahwa IKN adalah proyek legacy Jokowi sementara Prabowo memerlukan narasi politik sendiri.
"IKN itu selamanya legasinya Jokowi. Sementara Pak Prabowo perlu membangun narasi baru kalau mau dua periode. Kalau saya jadi Prabowo nggak bakal buang Rp 14 triliun buat IKN karena nggak ada dampaknya buat rakyat dan nggak ada dampak elektoralnya juga," kata Deddy Sitorus.
Ia pun meminta agar Jokowi lebih legowo setelah lengser dari kursi kepresidenan.
"Pak Jokowi udah di rumah tenang-tenang dulu. Pemilu masih jauh jangan bikin orang panik terus. Kasihan Pak Prabowo," pungkasnya.***