nasional

Ketua IMEF Ungkap Energi Indonesia di Persimpangan Jalan: Antara Kekayaan Alam dan Krisis Pengelolaan

Sabtu, 25 Januari 2025 | 20:15 WIB
Singgih Widagdo, Ketua IMEF (Tangkap layar youtube Rhenald Kasali)

bisnisbandung.com - Indonesia, sebagai negara kaya sumber daya alam, kini berada di persimpangan strategis dalam pengelolaan energi dan sumber daya mineralnya.

Ketua Indonesia Mining & Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo, menyoroti tantangan dan peluang besar yang dihadapi Indonesia di tengah perubahan global, khususnya terkait kebijakan energi dan sumber daya mineral.

Meski dikenal sebagai eksportir batu bara terbesar, Indonesia belum sepenuhnya memaksimalkan manfaat sumber daya ini untuk kebutuhan domestik.

Baca Juga: Tanah dan Laut Dirampas! Ahmad Khozinudin Ungkap Ratusan Sertifikat Bermasalah

Dilansir oleh Bisnisbandung dari youtube Rhenald Kasali, Sabtu (25/1/25). Singgih Widagdo mengungkapkan dari total produksi batu bara nasional yang diperkirakan mencapai 800 juta ton tahun ini, hanya sekitar 200 juta ton yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri.

“Kita 800 juta, tapi dominan ekspor. Kita hanya sekitar 200 juta ton yang dipakai di dalam negeri,” jelasnya.

 Sisanya diekspor ke berbagai negara, termasuk China dan India, yang memiliki strategi jangka panjang dalam pengelolaan sumber daya energi mereka.

Baca Juga: Angka Kepuasan Publik Melonjak, Ray Rangkuti: Tapi Apa Harga yang Harus Dibayar

China, dengan cadangan batu bara terbesar di dunia, telah mengubah kebijakan energi sejak tahun 1991 untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi di masa depan.

Sementara itu, India, dengan cadangan batu bara yang lebih kecil dibandingkan China, juga berkomitmen untuk tidak mengekspor sumber dayanya demi memastikan ketahanan energi domestik.

Bandingkan dengan Indonesia yang cadangan batu baranya hanya 31 miliar ton, tetapi lebih fokus pada ekspor dibandingkan penguatan energi nasional.

Menurut Singgih, salah satu kelemahan mendasar dalam pengelolaan energi Indonesia adalah kurangnya visi jangka panjang yang jelas.

“Memang, Pak, pemerintah hanya punya authority right, gitu, loh. Sehingga apa? Eh, tambang mungkin ekonomi right, ya, kan, gitu,” ucapnya.

Baca Juga: Mardani Ali ke Anies: Jangan Bikin Partai, Adi Prayitno: PKS Belum Move On!

Halaman:

Tags

Terkini