Bisnisbandung.com - Kontroversi mengenai pembangunan pagar laut di Tangerang semakin mengundang perhatian publik.
Rocky Gerung analis politik menilai bahwa perkembangan isu ini semakin rumit terutama dengan munculnya pengakuan dari sejumlah nelayan yang mengklaim bahwa mereka terlibat dalam pembangunan pagar untuk mencegah abrasi dan tsunami.
Namun menurut Rocky Gerung alasan ini sangat tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Baca Juga: Rahasia Bawang Goreng Renyah: Tanpa Mesin, Tetap Crispy dan Tahan Lama!
Pagar laut yang dikenal sebagai "pagar misterius" atau "pagar ajaib" ini semakin menjadi sorotan terutama setelah klaim para nelayan yang tidak dapat diterima begitu saja.
Mereka mengklaim bahwa pagar tersebut dibangun demi kepentingan lingkungan.
Namun dalam youtubenya Rocky Gerung menilai bahwa keterangan tersebut tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
“Seharusnya ada riset ilmiah yang jelas untuk menjelaskan apakah pagar itu benar-benar efektif dalam mengatasi abrasi atau tsunami,” katanya.
Baca Juga: Gibran Butuh Legitimasi, Prof Ikrar: Pengalaman yang Matang dan Pendidikan Berkualiatis Kuncinya
Sementara itu pemerintah justru terlihat seperti hanya menunggu opini publik mereda dengan fokus lebih kepada public relations daripada memberikan penjelasan yang jelas dan ilmiah.
“Pemerintah harus segera melakukan riset dan konferensi pers untuk menjelaskan kebenaran di balik pagar laut ini agar tak ada disinformasi yang semakin berkembang di masyarakat,” tegas Rocky Gerung.
Menurutnya masalah ini bukan hanya soal legalitas atau opini publik namun lebih kepada dampak sosial yang sangat terasa bagi para nelayan.
Pemasangan pagar laut justru menghalangi mereka untuk mencari nafkah sebuah permasalahan yang semakin memperburuk citra pemerintah di mata publik.
“Seharusnya pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang transparan. Jangan biarkan persepsi publik semakin buruk terhadap kebijakan ini,” tambah Rocky Gerung.
Baca Juga: Spekulasi Selamat Ginting: Bulan Madu Politik Prabowo dan Gibran Diprediksi Bertahan Dua Tahun