Bisnisbandung.com - Pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait perluasan lahan sawit menuai kritik tajam, salah satunya dari pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam video di YouTubenya, Rocky Gerung menyebut kebijakan tersebut berpotensi memperparah konflik agraria dan mencederai komitmen global Indonesia terhadap isu lingkungan.
Dalam pidato pada acara Musrenbangnas 30 Desember lalu Presiden Prabowo mengatakan tidak perlu khawatir dengan dampak deforestasi akibat pembukaan lahan sawit.
Baca Juga: ACE HArdware Indonesia Kini berganti Nama Menjadi AZKO
Menurutnya sawit tetap merupakan pohon yang memiliki daun dan bisa menyerap karbon.
Namun pernyataan ini langsung menuai kritik dari berbagai kalangan terutama aktivis lingkungan.
"Kalau deforestasi dianggap biasa saja, itu artinya pemerintah mengabaikan krisis lingkungan yang sedang menjadi isu global," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai pernyataan tersebut mencerminkan kurangnya pemahaman akan prinsip ekologi dan keadilan global.
Ia mengingatkan deforestasi tak hanya merusak ekosistem tetapi juga berdampak pada hak-hak masyarakat adat yang tanahnya sering kali dirampas demi proyek besar seperti perkebunan sawit.
Baca Juga: Pengacara Alvin Lim Dikabarkan Meninggal Dunia
"Ini seperti menghina kecerdasan masyarakat lingkungan hidup. Dunia saat ini sedang berfokus pada green economy dan carbon trading, tapi Indonesia malah memperlihatkan langkah mundur," tegasnya.
Menurut Rocky Gerung pernyataan Presiden Prabowo bisa merusak citra Indonesia di mata dunia.
Negara-negara maju terutama yang tergabung dalam konferensi iklim seperti COP26 di Glasgow dapat menggunakan isu ini untuk menekan produk-produk Indonesia khususnya kelapa sawit.
"Pernyataan itu bisa dianggap sebagai kebijakan resmi. Akibatnya tekanan dari komunitas internasional terutama partai hijau di Eropa, akan semakin meningkat terhadap produk sawit Indonesia," tambah Rocky Gerung.
Baca Juga: Beberapa Jenis Aset yang Bisa Menghasilkan Pasif Income, Perlu Tahun untuk Masa Pensiun yang Bahagia