Selain itu Rocky Gerung mengingatkan potensi konflik agraria akibat kebijakan ini.
Pembukaan lahan baru sering kali melibatkan penggusuran masyarakat lokal atau adat.
Hal ini sudah terjadi di banyak wilayah seperti Kendeng, Rempang, hingga Papua.
"Penambahan lahan sawit akan menciptakan konflik baru. Rakyat yang selama ini hidup bergantung pada tanahnya akan tergusur atas nama pembangunan," ujarnya.
Baca Juga: OCCRP Singgung Gibran Diklarifikasinya Soal Jokowi, Henri Subiakto: Buzzer akan Kehabisan Energi
Rocky Gerung mendesak pemerintah untuk mengedepankan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang ramah lingkungan.
Ia menyebut hilirisasi sawit dengan prinsip nol limbah (zero waste) sebagai salah satu solusi yang lebih berkelanjutan.
"Indonesia harus memimpin dalam inovasi ramah lingkungan bukan kembali pada pola pikir lama yang eksploitatif. Kalau tidak ini akan menciptakan generasi yang hanya menggali tambang dan memanjat pohon sawit tanpa daya saing di masa depan," pungkas Rocky.***
Artikel Terkait
Usai Ambang Batas Dihapus, Ferri Nuzarli: Partai Buruh Siap Bertarung di Pilpres 2029
Ade Armando Bongkar Kesalahpahaman di Balik Framing Korupsi Jokowi
MK Batalkan Ambang Batas, Adi Prayitno: Gibran dan Anies Bisa Maju Tanpa Partai Besar
Keputusan Bersejarah MK, Ikrar Nusa Bhakti :Semua Partai Dapat Maju dengan Pasangan Capres-Cawapres Mereka Sendiri!
Selamat Ginting: Jokowi Dari Pemimpin Merakyat ke Tudingan Korupsi
Rocky Gerung Kritik PBNU, Kenapa Bela Jokowi dalam Kasus OCCRP?