Bisnisbandung.com - Kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 membuka peluang besar bagi partai-partai pendukungnya untuk mendapatkan posisi strategis di kabinet.
Salah satu yang menjadi sorotan Politisi senior Selamat Ginting adalah Partai Amanat Nasional (PAN).
Selamat Ginting menyebut bahwa PAN memiliki potensi besar untuk mendapatkan "kue" yang signifikan di pemerintahan Prabowo mendatang.
Baca Juga: Dua Aplikasi Spotify dan Netflix mengalami kenaikan PPN 12%
"PAN memiliki posisi tawar yang cukup kuat. Dukungan mereka di masa kampanye tidak hanya signifikan tetapi juga strategis dalam membangun konsolidasi politik," ujar Selamat Ginting dalam youtube Keadilan TV.
Menurut Selamat Ginting Ketua Umumnya Zulkifli Hasan mendapatkan posisi strategis dalam kabinet Prabowo Subianto.
Zulkifli Hasan dipercaya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Penunjukan ini dinilai tidak hanya memperkuat posisi PAN di pemerintahan tetapi juga menjadi bukti bahwa partai tersebut memiliki kapasitas untuk mengelola isu-isu ekonomi yang menjadi tantangan utama negara saat ini.
"Ini adalah bukti kepercayaan besar yang diberikan Presiden Prabowo kepada PAN untuk membantu menata ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan stabil,tegasnya".
Baca Juga: Ini Dia Step By Step Menyusun Target Penjualan Perusahaan Tahun Depan
"PAN dikenal sebagai partai yang fokus pada isu ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Wajar jika mereka mengincar posisi yang bisa berkontribusi langsung pada sektor-sektor ini," tambah Selamat Ginting.
Lebih lanjut Selamat Ginting menjelaskan bahwa PAN juga memiliki kader-kader berkualitas yang dapat diandalkan untuk mengisi jabatan strategis tersebut.
Selamat Ginting menilai distribusi "kue politik" ini tidak semata-mata soal balas jasa tetapi juga bagian dari strategi konsolidasi pemerintahan.
"Keterlibatan PAN di kabinet akan memperkuat stabilitas politik pemerintahan Prabowo. Ini penting untuk memastikan agenda-agenda strategis bisa berjalan tanpa hambatan," ungkapnya.
Baca Juga: Dampak Penggelapan Tiket Film Sorop: Bukan Hanya Kerugian Finansial, Tapi Kehancuran Reputasi