Effendi Gazali juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap peran kedua pihak dalam perjalanan demokrasi selama satu dekade terakhir.
Baik PDIP maupun Jokowi dinilai memiliki kontribusi pada dinamika politik yang memengaruhi tatanan demokrasi di Indonesia.
Hal ini termasuk dalam penggunaan kekuasaan yang di satu sisi mungkin menguntungkan, tetapi di sisi lain dapat merugikan pihak lain, termasuk partai itu sendiri.
Dengan pemisahan ini, baik PDIP maupun Jokowi akan menghadapi tantangan baru. PDIP harus mempertahankan soliditas partai dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks.
Sementara Jokowi harus membuktikan kapasitasnya untuk tetap relevan di panggung politik tanpa dukungan partai yang selama ini menjadi basisnya.***
Baca Juga: Rocky Gerung: PDIP Salah Pilih Jokowi Jadi Presiden Tapi Benar Ketika Memecatnya