bisnisbandung.com - Pemecatan Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menuai perhatian banyak pihak.
Keputusan yang diumumkan pada Senin, 16 Desember 2024, tersebut dinilai sebagai puncak yang menandai ketidakharmonisan antara Jokowi dan partai yang membesarkannya.
Pengamat politik Prof. Ikrar Nusa Bhakti menilai pemecatan ini memiliki implikasi besar bagi keluarga Jokowi.
“Saya termasuk orang yang, sebetulnya, cukup prihatin dengan kejadian pemecatan Jokowi, Gibran, dan 27 anggota PDIP,” ungkapnya dilansir dari youtube pribadinya.
Baca Juga: Strategi Politik RK-Suswono Dikritik Qodari, Blunder Besar Rangkul Rizieq
Tanpa dukungan partai politik, keluarga Jokowi dinilai akan kesulitan dalam mempertahankan pengaruh politik mereka.
“Inilah yang saya katakan, tanpa adanya partai politik, keluarga Joko Widodo tidak mungkin bisa mengajukan Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, atau Bobby Nasution untuk menjadi calon presiden ataupun wakil presiden pada pemilu presiden 2029 mendatang,” paparnya.
Menurutnya, partai politik berperan penting dalam mendukung pencalonan individu untuk posisi strategis, seperti presiden, wakil presiden, atau kepala daerah.
Hal ini menjadi tantangan jika keluarga Jokowi berambisi mempertahankan eksistensi politik mereka pada pemilu 2029 mendatang.
Baca Juga: Soal Dinasti Prabowo, Mahfud MD: Angkat Keluarga? Biasa, Asal Tak Langgar Aturan
Ia mengibaratkan kekuasaan seperti sinar lilin yang perlahan meredup seiring habisnya masa jabatan.
Dalam situasi ini, pengaruh politik yang dahulu dimiliki Jokowi, seperti mobilisasi rakyat aparat, dan pejabat, akan berkurang secara signifikan. Hal ini berpotensi memengaruhi loyalitas politik terhadap keluarga Jokowi.
Lebih lanjut, Prof. Ikrar menekankan perjalanan panjang Jokowi bersama PDIP sejak tahun 2004.
Baca Juga: Politik Indonesia Semakin Panas! Hersubeno: Jokowi Jadi Matahari Ketiga Setelah Prabowo-Gibran