“Mungkin berlebihan jika kita menganggap bahwa rotasi atau reposisi perwira TNI yang dilakukan oleh Presiden Prabowo itu adalah semacam pembersihan TNI dari unsur-unsur politik di rezim sebelumnya, seperti di era Pak Jokowi,” tuturnya.
Sebaliknya, ia melihat kebijakan Prabowo lebih sebagai langkah redistribusi perwira, yang juga diperlukan mengingat surplus bintang di tubuh TNI.
Redistribusi ini, dianggapnya bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi pertahanan, tanpa mengabaikan pentingnya nilai-nilai sipil dalam hubungan antara militer dan masyarakat.
“Namun, yang lebih penting adalah melihat difungsikannya kembali TNI sebagai alat pertahanan negara,” jelas Rocky Gerung.***
Baca Juga: Tinggalkan Bansos, Prabowo Tekan Kemiskinan dengan Strategi Jangka Panjang