Tantangan fiskal dan politik membuat pencapaian target tersebut terlihat sulit. Di sisi lain, kebutuhan untuk memenuhi janji kampanye Presiden Prabowo justru menambah tekanan terhadap anggaran negara.
Dengan APBN yang semakin terbatas, kebijakan kabinet gemuk ini mendapat kritik karena dianggap memperbesar pengeluaran tanpa memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi pemerintahan.
Rocky Gerung menilai bahwa penghematan dan perencanaan ulang anggaran menjadi langkah penting yang harus diambil, meskipun langkah ini dapat memunculkan resistensi politik di tingkat legislatif.
“Semua hal yang pernah kita bayangkan akan dilakukan oleh Presiden Prabowo dan kabinetnya hari ini justru akan menjadi tempat orang berkeluh kesah saja karena anggaran tidak mungkin diambil dari bawah bantal masing-masing rakyat,” pungkas Rocky Gerung.***
Baca Juga: Rizieq Shihab Desak Prabowo Seret Jokowi dan Fufu Fafa ke Pengadilan