Bisnisbandung.com - Pertanyaan kritis kembali dilontarkan oleh pengamat politik Rocky Gerung dalam youtubenya.
Rocky Gerung menjelaskan “Jika saya bayar pajak saya dapat apa dari pemerintah?”.
Pertanyaan ini menyinggung prinsip dasar dalam demokrasi yaitu no taxation without representation.
Baca Juga: Desain dan Performa Xiaomi 12C Yang Menarik
Rocky Gerung mempertanyakan sejauh mana pajak yang dibayar oleh masyarakat benar-benar kembali dalam bentuk kebijakan publik yang berpihak pada rakyat.
Menurut Rocky Gerung prinsip ini menggarisbawahi pentingnya representasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.
Namun ia menyayangkan bahwa dalam praktiknya wakil rakyat di parlemen sering kali lebih tunduk pada faksi pemerintah ketimbang mendengarkan suara rakyat.
"Kalau wakil rakyat sebagian besar dikuasai oleh faksi pemerintah protes masyarakat tidak akan didengar. Karena itu gerakan seperti petisi menolak PPN 12% adalah contoh nyata dari demokrasi akar rumput," tegas Rocky Gerung.
Baca Juga: Pura Ulun Danu Di Bedugul, Tempat Pemujaan Dewa Wisnu
Rocky Gerung juga mengkritik rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.
Menurutnya kebijakan ini hanya menunjukkan bahwa negara sedang “kehabisan napas” karena kekurangan pemasukan sehingga mengambil jalan pintas dengan membebani rakyat.
Rocky Gerung menjelaskan "Teknik menaikkan PPN itu biasa secara teknis. Tapi kalau produsen dan konsumen sama-sama menolak itu tanda kebijakan ini tidak rasional."
"Dampaknya rakyat miskin yang paling terpukul karena PPN ini pukul rata pada konsumsi," jelasnya.
Rocky Gerung juga mengutip penelitian dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) yang menunjukkan bahwa dampak kenaikan PPN akan lebih terasa bagi masyarakat miskin dibandingkan kelompok kaya.
Baca Juga: Menjadi Agen Mitra UMi BRI Membantu Meningkatkan Ekonomi Keluarga Ibu Siti Asal Merauke