Namun, ia menegaskan bahwa hal ini bergantung pada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait keberadaan kolom kosong dalam Pilkada.
Jika MK mengizinkan pilihan ini, Refly menyarankan agar masyarakat mempertimbangkan untuk memilih kolom kosong sebagai bentuk ekspresi politik.
Selain itu, Refly Harun juga mempertimbangkan kemungkinan untuk tidak memilih (golput) atau mencoblos semua calon sebagai bentuk protes.
Ia menekankan pentingnya diskusi lebih lanjut mengenai langkah terbaik yang bisa diambil oleh masyarakat dalam menghadapi situasi politik yang terjadi di Jakarta.
“Karena kita masih punya suara, paling tidak untuk menyampaikan ekspresi kita kalau kita tidak setuju dengan tiga calon,” tegas Refly Harun.***
Baca Juga: Hilang Arah, Erros Djarot: Jokowi Terjebak dalam Lingkaran Kekuasaan