Bisnisbandung.com - Jelang akhir masa jabatannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih kerap muncul dalam publikasi survei terkait tingkat kepuasan publik yang masih tinggi.
Hal ini memicu kritik dari berbagai kalangan termasuk pengamat politik Rocky Gerung.
Dikutip daru youtube pribadinya Rocky Gerung mempertanyakan urgensi survei tersebut dan menyebutnya sebagai manuver politik yang tak lagi relevan.
Baca Juga: Bank bjb Gandeng FLEX-CON 2024, Promosikan Transaksi Digital dengan DIGI
Rocky Gerung mengatakan "Baru-baru ini ada survei dari indikator yang menyebut tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai 75%. Padahal masa jabatannya tinggal hitungan hari."
"Di negara-negara lain seperti Amerika, survei seperti ini biasa dilakukan saat presiden masih aktif memimpin, bukan menjelang lengser," ujar Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung publikasi survei di penghujung masa jabatan Jokowi hanya untuk menunjukkan bahwa ia masih memiliki basis legitimasi yang kuat.
Namun Rocky Gerung mempertanyakan tujuan sebenarnya dari survei tersebut terutama ketika Jokowi sudah tidak lagi memiliki kekuasaan yang signifikan.
"Apa pentingnya survei ini saat Jokowi sebentar lagi berhenti? Tentu saja publik mulai curiga, ini semua untuk menunjukkan bahwa Jokowi masih populer, padahal efeknya apa? Nggak ada kan?" kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Ada ‘Planet Mars’ di Bumi, Mengenal Lebih Jauh Gurun Atacama dengan Segala Daya Tariknya
Rocky Gerung menduga survei ini dilakukan atas pesanan untuk menjaga citra Jokowi yang tengah menghadapi banyak kritik, baik dari oposisi maupun netizen.
Rocky Gerung bahkan menyebut kemungkinan adanya "penyogokan" lembaga survei demi menjaga elektabilitas dan genggaman politik Jokowi.
"Survei yang menunjukkan popularitas 65%, 75%, atau bahkan 80% itu hanya untuk menyelamatkan insekuritas politiknya. Publik sudah tidak lagi percaya dengan survei-survei seperti ini. Ini cuma untuk memanipulasi opini politik," tegas Rocky Gerung.
Alih-alih fokus pada tingkat kepuasan publik, Rocky Gerung berpendapat bahwa masyarakat lebih tertarik mengetahui kondisi psikologis keluarga Jokowi terutama terkait masa depan anak-anaknya seperti Gibran dan Kaesang.
Baca Juga: Suku Afar Dikenal Galak dan Tak Ramah, Ternyata Tinggal Di Tempat Terkejam Di Dunia