nasional

Kejanggalan dari Mundurnya Airlangga Hartarto, Hendri Satrio: Kenapa Harus Hari Minggu?

Jumat, 16 Agustus 2024 | 21:40 WIB
Hendri Satrio (Tangkap layar youtube Indonesia Lawyers Club)

Bisnisbandung.com - Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar telah menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan pengamat politik, salah satunya Hendri Satrio.

Keputusan yang diambil pada hari Minggu itu memicu spekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Partai Golkar. Beberapa kejanggalan terungkap, mulai dari waktu pengunduran diri hingga reaksi para petinggi partai.

Dalam pandangan Hendri Satrio yang menarik perhatian adalah mengapa Airlangga memilih hari Minggu untuk menyatakan pengunduran dirinya. Mengapa tidak menunggu hingga hari Senin?

Baca Juga: Jokowi Intervensi Partai-Partai Besar, Rocky Gerung: Apakah Prabowo Akan Meneruskan Koalisi?

Pengamat politik Hendri Satrio mempertanyakan keputusan ini, yang seolah-olah menandakan adanya sesuatu yang mendesak atau tekanan tertentu yang membuatnya harus segera mundur pada hari itu.

“Saat menonton itu, pertanyaan pertama saya adalah, kenapa sih Airlangga enggak mau nunggu sampai hari Senin? Kan pertanyaannya begitu tuh,” lugasnya dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.

“ Dia bicara di hari Minggu, yang katanya sudah disiapkan di malam minggu, tapi pertanyaannya, kenapa dia enggak mau nunggu sampai hari Senin? Harus hari Minggu itu juga dia mundur,” sambungnya.

Baca Juga: Alasan Mundurnya Airlangga Hartarto, Politisi Golkar Ungkap Karena Sibuk dan Butuh Konsentrasi

Selain itu, Hendri Satrio juga menyoroti video yang beredar di kalangan petinggi Golkar. Dalam video tersebut, terlihat para petinggi partai termasuk Airlangga dan tokoh lainnya yang membahas Munas yang direncanakan pada Desember 2024.

Namun, ada kesan bahwa Munas tersebut ingin dipercepat, menandakan adanya desakan dari internal partai untuk segera mengambil tindakan.

Reaksi dari tokoh-tokoh lain juga tidak kalah menarik. Luhut Binsar Panjaitan, misalnya, menyampaikan pesan agar Partai Golkar tetap solid. Padahal, istilah "solid" ini biasanya identik dengan PDI Perjuangan.

 Penggunaan istilah ini oleh Luhut menimbulkan tanda tanya baru, apakah ada agenda tertentu di balik pesan tersebut?

Lebih lanjut, Hendri Satrio  mengungkapkan adanya insiden yang menimbulkan tawa di kalangan menteri ketika Airlangga menyebut bahwa kursi Kapolri pun diambil oleh Bahlil.

Baca Juga: Prestasi Airlangga Hartarto Saat Menjadi Ketua Umum Golkar, Maman Abdurrahman: Alhamdulillah

Halaman:

Tags

Terkini