nasional

TNI Tidak Boleh Ikut Campur Dalam Politik Praktis, Gatot Nurmantyo Ungkap Bahayanya

Rabu, 7 Agustus 2024 | 08:00 WIB
Gatot Nurmantyo (Tangkap layar Instagram@Gatot Nurmantyo)

Bisnisbandung.com - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, membahas dampak berbahaya jika TNI terlibat dalam politik praktis.

 Gatot Nurmantyo menekankan bahwa keterlibatan TNI dalam politik dapat menimbulkan konflik kepentingan yang serius, mengingat jaringan dan pengaruh luas yang dimiliki oleh organisasi ini.

Ia mengingatkan bahwa TNI adalah institusi yang dibentuk untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara, bukan untuk terlibat dalam urusan politik.

“Ketika saya menjadi Kepala Angkatan Darat, saya pernah mengumpulkan semua jenderal dan menekankan bahwa mereka tidak boleh berpolitik praktis. Jika ada yang melanggar, saya akan membuatnya menyesal,” tegasnya.

Baca Juga: Misterius, Para Wartawan Dilarang Meliput di Acara Peresmian Perusahaan Nat Rothschild oleh Prabowo

 Ketika TNI terlibat dalam politik, risiko terjadinya ketidakstabilan meningkat, karena dapat menciptakan situasi di mana kepentingan militer bersinggungan dengan kepentingan sipil, yang dapat berujung pada hilangnya netralitas TNI.

Hal ini juga dapat merusak fondasi demokrasi yang sudah dibangun dengan susah payah. Gatot Nurmantyo juga menyoroti pentingnya menjaga profesionalisme dalam tubuh TNI.

“Sekali lagi, TNI adalah organisasi yang terdiri dari orang-orang yang dididik, dilatih, dan dipersenjatai dengan disiplin yang ketat,” ujarnya.

 “Jika TNI terjun ke politik, maka akan ada konflik kepentingan yang tidak sehat. Politik TNI bisa sangat merusak, mengingat jaringan TNI yang luas,” lanjutnya.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Masuk APBN 2025, Sri Mulyani Alokasikan Dana Besar

Ketika keputusan terkait jabatan dan promosi dalam militer dipengaruhi oleh hubungan politik atau kedekatan dengan partai tertentu, hal itu dapat menurunkan kualitas kepemimpinan dan merusak sistem meritokrasi.

Akibatnya, TNI bisa dipimpin oleh individu yang tidak profesional, yang lebih mementingkan keuntungan pribadi atau kelompok daripada tugas utama mereka sebagai penjaga negara.

Lebih lanjut, Gatot mengakui bahwa terkadang ada tekanan dari masyarakat yang merasa lelah dengan situasi politik yang ada dan ingin TNI turun tangan.

Baca Juga: Ciptakan Perputaran Ekonomi Rp10,42 triliun, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama Liga 1 2024-2025

Halaman:

Tags

Terkini