Sementara para intelektual mestinya menginspirasi perdamaian, kolaborasi dan menghentikan permusuhan yang sebenarnya sudah berlalu.
Saatnya melatih diri untuk kembali menurunkan ego, belajar mengalah dan memahami bahwa ada siklus dan takdir yang seringkali tak bisa disangkal.
Menjadi PR bagi kita para manusia untuk melangkah terbaik dan dipersembahkan bagi kebaikan di mata Tuhan.
Alangkah lebih baiknya jika kita tetap dalam kebaikan baik dalam kemenangan dan kekalahan.
Maka sebaiknya seluruh rakyat Indonesia tak usah larut dalam perdebatan elit politik. Jadilah pembaharu, pembawa perdamaian dan marilah kita berbuat baik, aksi bagi kebaikan bangsa.***