Bisnisbandung.com - Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari seorang ahli software yang mengaitkan dua peristiwa yang sebelumnya terlihat tidak berkaitan.
Ahli software menyatakan bahwa kasus Sirekap dan penghancuran CCTV oleh Sambo memiliki kesamaa.
Menurut ahli software ada kesamaan dalam kejanggalan dan kurangnya transparansi dalam penanganan kedua kasus tersebut.
Baca Juga: Harapan Manchester United untuk finis empat besar Premier League tetap hidup
Sidang lanjutan gugatan Pilpres 2024 kembali digelar di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Selasa, 2 April 2024.
Kali ini, sorotan tertuju pada kesaksian seorang ahli Perekayasa Sistem Informasi & Perangkat Lunak bernama Leony Lidya yang dihadirkan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dalam sidang yang berlangsung, Leony Lidya menghadirkan analisis yang mencengangkan terkait aplikasi Sirekap.
Dikutip dari youtube MK, Menurut Leony Lidya "Saya sudah sebelumnya memprediksi bahwa aplikasi Sirekap akan menutup tabulasi suara."
Sebuah kejadian yang diibaratkan olehnya seperti kasus pemusnahan CCTV oleh Sambo dalam pembunuhan dan penembakan anak buahnya.
Leony mengungkapkan bahwa kejanggalan dalam aplikasi Sirekap seolah-olah menciptakan keraguan serupa dengan kejadian kasus Sambo.
Leony menjelaskan "Saya telah memprediksi bahwa suatu saat informasi Sirekap pasti akan ditutup."
"Bahkan mungkin diklaim seperti CCTV yang disembunyikan oleh Pak Sambo," ujarnya dengan tegas di hadapan majelis hakim MK.
Analisis yang dibawakan oleh Leony ini membuka ruang pertanyaan yang lebih dalam terkait transparansi dan integritas proses pemilihan umum.
Baca Juga: 27 Pemain Dipanggil Shin Tae-yong untuk Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024