Namun, untuk memulai semua itu memerlukan modal yang tidak sedikit. Sementara uang yang dikeluarkan Jokowi tidak cukup.
Suka atau tidak, beliau perlu kembali menjadi karyawan. Beruntung, kakaknya, pemilik perusahaan kayu bernama Miyono, mengajaknya bekerja.
Baca Juga: Disnakertrans Jawa Barat Tantang Anak Muda Untuk Berani Berkarir Ke Jepang
Usaha Miyono dimulai dari furniture, lantai kayu, dan berbagai perlengkapan rumah tangga.
Meski bekerja bersama saudara-saudaranya, Jokowi tidak mendapat keistimewaan. Ia terpaksa menggergaji kayu, mengecat, menyerut kayu, dan mengangkut barang dalam kontainer.
Setahun kemudian, Jokowi mulai bekerja di kantor. Dia kemudian bertanggung jawab atas desain, pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.
Baca Juga: Setelah Dilantik Menjadi Menteri ATR, Segini Gaji, Tunjangan dan Uang Pensiun AHY
Hingga akhirnya keberanian muncul dari diri Jokowi. Setelah memiliki pengalaman dan modal pinjaman bank sebesar Rp30 juta, ia mendirikan perusahaan sendiri pada 21 Februari 1988.
Namanya CV Rakabu dan berada di sebuah kios kecil di kawasan Kadipiro, Solo. Saat itu, Indonesia masih dianggap sebagai macan Asia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berkembang dengan pesat. Gambaran tersebut membuatnya yakin langkah bisnisnya tidak salah.
Baca Juga: Niat Mondok Jadi Santri, Eh Malah Dipukuli Senior Sampai Meninggal
Dalam beberapa tahun pertama hanya ada tiga karyawan. Bersama Jokowi, mereka semua bekerja di sektor produksi.
Tak jarang Jokowi membawa pulang pekerjaannya hingga serbuk gergaji bertebaran di seluruh rumah.
Prosesnya tidak mudah, begitu pula pemasaran produk. Saat itu Rakabu masih pemain kecil dan tidak ada yang mengenalnya. Jokowi terpaksa “jemput bola.”
Baca Juga: Pria Pencuri Motor Ini Menangis Saat Ditangkap Oleh Warga