Bahlil mengungkapkan bahwa perbedaan antara keduanya hanya sekitar 3-4% dalam margin error survei.
Dengan perolehan yang begitu mendekati, sulit untuk menentukan siapa yang berhak menjadi nomor satu dan nomor dua.
"Dan ketika surveynya cuma beda 3-4% di margin error, gak ada yang mau ngalah siapa nomor 1, siapa nomor 2," ungkapnya.
Baca Juga: Ingin Tampil Outstanding di 2024? Simak Tren Fashion 2024
Dengan demikian, ide awal untuk menggabungkan Prabowo dan Ganjar pun akhirnya harus dibatalkan.
Ini menggambarkan kompleksitas dalam proses pemilihan calon pemimpin, di mana pertimbangan matang dan efisiensi menjadi kunci utama.***