Melalui akun twitternya @UNRWA mengungkapkan bahwa satu anak terbunuh dan 2 anak terluka setiap 10 menit dalam perang.
Baca Juga: Pertumbuhan Pesat Kupedes BRI, Pengusaha Mikro Indonesia Terus Maju
"Melindungi warga sipil kala konflik bukanlah aspirasi maupun ide, tetapi merupakan obligasi dan komitmen bagi kemanusiaan kita bersama dimanapun mereka berada harus dilindungi,"tulis akun Twitter @UNRWA.
Bahkan Sekjen PBB menuturkan ratusan anak terbunuh atau terluka setiap hari, pun menyoroti kematian jurnalis dan pekerja bantuan PBB.
"Gaza menjadi kuburan untuk anak-anak, ratusan anak perempuan dan laku-laki dilaporkan terbunuh ataupun terluka setiap hari,"ujar Sekjen PBB dikutip dari siaran pers PBB pada Senin 06 November 2023.
Baca Juga: Buntut Dari Pernyataan Polisi Tidak Netral, Aiman Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
"Lebih banyak jurnalis yang dilaporkan terbunuh selama 4 pekan belakangan ketimbang konflik lainnya setidaknya selama 3 dekade,"sambungnya.
"Lebih banyak pekerja bantuan PBB yang terbunuh dibandingkan periode manapun dalam sejarah organisasi kami,"tutup Sekjen PBB Antonio Guterres.
Berbicara mengenai asal perang Israel dan Palestina bermula dari klaim kedua belah pihak atas tanah yang sama.
Baca Juga: Temuan Terbaru: Pertamina dan Polri Gagalkan Penyimpanan Ilegal BBM Subsidi di Pati
Kedua negara baik Israel maupun Palestina memiliki klaim secara historis dan agama terkait kepemilikan tanah tersebut.
Sangat disayangkan keduanya terus mengklaim yang pada akhirnya telah mengakar dalam budaya dan identitas nasional mereka.
Salah satu momen penting dalam sejarah konflik ini adalah pembagian tanah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1947.
Baca Juga: Connie Rahakundini Bandingkan Jokowi dan Soeharto Dalam Memberi Kesempatan Anak Di Politik
Kala itu Palestina masih menjadi mandat Inggris dan PBB mengusulkan untuk membagi wilayah tersebut menjadi dua negara terpisah.***