Bisnisbandung.com-Hujan yang turun beberapa hari terakhir membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Kondisi kualitas udara Kota Pontianak dan sekelilingnya juga terlihat baik beberapa hari terakhir.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M. saat lakukan kunjungan kerja Rapat Koordinasi (rakor) Penanganan Darurat Bencana Karhutla di Provinsi Kalimantan barat.
Kualitas udara yang baik dirasa saat Kepala BNPB lakukan peninjauan udara saat sebelum berjalannya rapat koordinasi.
Baca Juga: Hopeless Menjadi Film Perdana Song Joong Ki Setelah Menikah Dan Memiliki Putra
"Kalimantan barat alhamdullilah, 3 hari ini hujan terus," tutur Suharyanto.
Akan tetapi, Kepala BNPB Suharyanto mengingatkan Pemerintah Propinsi Kalimantan barat dan unsur terkait lain untuk mewaspadai keadaan cuaca dalam beberapa hari ke depan.
"Pantauan BMKG, beberapa hari ke depan akan panas," sambungnya.
Suharyanto menekankan jika tidak ada potensi hujan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) bisa dilaksanakan bila memang diperlukan untuk penanganan karhutla.
Dalam penjelasannya, Kepala BNPB Suharyanto mengingatkan ke jajaran Pemerintah Propinsi Kalimantan barat untuk menjaga kondisi baik sekarang ini. Dia menambahkan, janganlah sampai musibah asap akibat karhutla terjadi seperti pada 2015 dan 2019.
Baca Juga: DJI Mavic 3 Pro: Membawa Fotografi Udara ke Level Berikutnya dengan Kamera Hasselblad
"Janganlah sampai kita mengirimi asap ke negara tetangga," pesannya.
Dia juga memberikan contoh Indonesia menjadi satu diantara negara terbaik dalam pengatasan wabah Covid-19. Kepala BNPB berharap ini tidak dinodai penanganan karhutla yang berdampak luas, terutama karhutla di Sumatra dan Kalimantan, sampai negara tetangga di Asia Tenggara.
Suharyanto menjelaskan, awalnya peristiwa karhutla di daerah Indonesia menyusut karena dampak musim yang cenderung basah dan ada wabah Covid-19. Tetapi kali ini, fenomena El Nino bisa memberi imbas musim lebih kering dan memicu karhutla.
Di depan peserta rapat koordinasi, walaupun tidak terdaftar ada hot spot di daerah Kalimantan barat, Kepala BNPB minta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Karhutla dari beragam unsur seperti pemda, TNI dan Polri untuk pastikan api yang telah padam benar-benar padam.