Bisnisbandung.com-Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Yogyakarta mengevaluasi Sabo Dam Kali Gendol, Sleman. Pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam mempunyai tujuan untuk kurangi resiko dan imbas banjir lahar dari Gunung Merapi.
Dalam pantauan itu Menteri PUPR Basuki memberi pesan untuk selalu lakukan perawatan bangunan Sabo Dam yang sudah dibuat supaya fungsi utamanya sebagai pengontrol banjir lahar masih tetap maksimal.
"Dirawat dan dijaga dibikin bersih dengan rutin. Membersihkan dengan semburan air bertekanan tinggi dan terus dirawat semua fungsi teknisnya," kata Menteri Basuki.
Baca Juga: 5 Tipe Wanita yang Bikin Pria Takut Selingkuh
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Ditjen SDA Kementerian PUPR Dwi Purwantoro menjelaskan, letusan hebat Gunung Merapi di tahun 2010 menyebabkan banjir lahar dingin di 15 sungai yang berhulu di Gunung Merapi, hingga mengakibatkan tertutupnya jalan Nasional Yogyakarta Magelang dan mengakibatkan kerusakan termasuk di saluran Sungai/Kali Gendol.
"Karena itu Kementerian PUPR melakukan Tugas Pemulihan dan Rekonstruksi Sabo Dam semenjak 2015 dengan loan JICA. Keseluruhan bangunan Sabo Dam yang dibuat dari dana Loan JICA semenjak tahun 1980-an sekitar 139 buah," kata Dwi.
Disebutkan Dwi, khusus untuk pembangunan dan pemulihan Sabo Dam pada masa 2015-2022 sekitar 10 Sabo Dam. Kementerian PUPR sudah menuntaskan pemulihan dan rekonstruksi Sabo Dam di Kali Putih, Kali Gendol, Kali Pabelan, dan Kali Lamat di tahun 2018-2020.
Cakupan kerjanya meliputi pembangunan 1 sabo baru di Kali Putih, pemulihan 3 sabo di Kali Gendol, pemulihan 2 sabo dan pembangunan 2 sabo baru di Kali Pabelan, dan pembangunan 1 sabo baru dan pemulihan 1 sabo di Kali Lamat.
Selainnya program itu, Kepala BBWS Serayu Opak Dwi Purwantoro menjelaskan, lewat pendanaan APBN tahun 2020 sudah dilakukan pemulihan dan pembangunan sabo dam baru di Kali Bebeng, Kali Pabelan, dan Kali Lamat dan Senowo.
Konstruksi sabo dibuat dengan bertingkat sama ukuran berbeda, di mana yang paling besar ada di atas untuk meredam batu-batuan besar dan yang paling kecil untuk meredam pasir.
Secara teknis, Sabo Dam dibuat ketinggian yang beda di tengah-tengah bendung. Ini ditujukan untuk menyalurkan air, hingga sedimen atau pengendapan lahar dingin akan tertampung oleh bendung, tapi air masih tetap mengalir.
Jika bendung tidak sanggup membendung semua saluran debris, maka dilewati lewat sisi atas (overtopping).
Seterusnya saluran debris yang mengalir akan dimuat oleh bendung yang lain berada di bawahnya. Ini berjalan terus menerus sesuai jumlah bendungan yang terdapat.
Artikel Terkait
Simak Jadwalnya! Tiket Pertandingan Indonesia vs Argentina Siap Dijual, Jangan Sampai Kehabisan
Hari Raya Waisak, 1.216 Narapidana Terima Remisi Khusus
Kapal Perang Republik Indonesia Teluk Hading 538 Terbakar, TNI AL Pastikan Kru Selamat
Ini Yang Membuat Kemenag Protes Keras ke Garuda, Hingga Jemaah Haji Tertunda Keberangkatannya
Ini Besaran Bonus Bagi Peraih Medali di SEA Games Kamboja
Penting! Jemaah Haji Harus Lakukan Ini Untuk Hadapi Cuaca Ekstrem