Dari Bangga Jadi Beban! Ikrar Nusa Bhakti Bongkar Blunder Proyek Whoosh

photo author
- Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:00 WIB
Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti (dok youtube Ikrar Nusa Bhakti)
Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti (dok youtube Ikrar Nusa Bhakti)


Bisnisbandung.com - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyoroti tajam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCIC) yang kini berubah dari kebanggaan nasional menjadi beban finansial yang menguras anggaran negara.

Dalam youtube terbarunya, Ikrar menilai proyek yang dulunya dijanjikan tanpa menggunakan dana APBN justru kini menjadi momok besar bagi keuangan Indonesia.

“Dulu dibilangnya B2B (business to business) tanpa jaminan pemerintah, tanpa uang negara. Tapi sekarang? whoosh... duit negara ikut melayang!” ujar Ikrar.

Baca Juga: Oknum Cukai Nakal Ganggu UMKM, Pemerintah Siap Ambil Tindakan Tegas

Menurut Ikrar proyek ini merupakan salah satu kesalahan strategis terbesar dalam kebijakan infrastruktur era pemerintahan Jokowi.

Ia membandingkan seandainya proyek itu tetap dikerjakan dengan Jepang bunga pinjaman yang dibebankan hanya 0,1%, jauh lebih kecil dibanding bunga pinjaman China yang kini melonjak menjadi 3,4%.

“Bayangkan saja Jepang cuma minta bunga 0,1%. Tapi kita pilih China dengan bunga 3,4%! Itu 34 kali lipat lebih mahal. Dan ironisnya sekarang malah APBN yang harus menanggung beban,” ujarnya.

Ikrar mengingatkan bahwa proyek kereta cepat ini awalnya diklaim tak akan menggunakan uang negara karena dikerjakan oleh konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China.

Namun seiring waktu biaya membengkak dari US$6,2 miliar menjadi lebih dari US$10,1 miliar atau sekitar Rp160 triliun.

Baca Juga: Ayah Timothy Anugrah Saputra Tegaskan Anak Tidak Alami Gangguan Psikologis Sebelum Meninggal

Lebih parah lagi kata Ikrar target penumpang jauh dari harapan.

“Proyeksi penumpang 31 juta per tahun realisasinya cuma 6 juta. Bagaimana mau balik modal? Faisal Basri bilang 100 tahun pun belum tentu bisa break even point,” jelasnya.

Ia juga menyoroti perubahan konsesi dari 40 tahun menjadi 80 tahun yang diminta oleh pihak China.

“Ini jelas makin memberatkan posisi Indonesia. Dari proyek yang katanya kebanggaan malah jadi jebakan utang jangka panjang,” lanjutnya.

Baca Juga: Keluarga Ungkap Kejanggalan Kematian Timothy Anugrah Saputra di Kampus Udayana

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Raga Aditya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X