Ia menekankan pentingnya kejelasan skema pendanaan dan keputusan politik yang tegas untuk menghindari beban fiskal yang berlarut-larut.
Agus juga menilai potensi keuntungan proyek kereta cepat masih terbatas. Model pendapatan dari tiket penumpang dan aktivitas komersial non-tiket dianggap belum optimal.
Hal ini terlihat dari minimnya aktivitas ekonomi di sejumlah titik pemberhentian, yang seharusnya menjadi pusat pertumbuhan kawasan.
Dengan berbagai tantangan tersebut, Agus menilai proyek kereta cepat perlu dievaluasi menyeluruh, bukan sekadar dikejar sebagai simbol kemajuan teknologi.***
Baca Juga: Polresta Bandung Tangkap Enam Pelaku Pembobolan Koperasi, Barang Curian Dijual ke Lampung
Ia menegaskan bahwa keputusan strategis harus mempertimbangkan aspek ekonomi, geopolitik, dan tata kelola negara secara utuh.
Artikel Terkait
Kereta Cepat Whoosh resmi terapkan tarif dinamis 150 ribu, Berikut rinciannya
Hasto Soroti Kereta Cepat 'Whoosh' dari Hutang Sampai Masalah Atap Bocor
Pemerintahan Prabowo-Gibran Akan Perpanjangan Proyek Kereta Cepat Whoosh Sampai Surabaya
Warga Jawa Barat Ditindas Bos China di Batam, Gubernur Dedi Mulyadi Turun Tangan!
Korban Jebakan Utang China Muncul, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Sorotan Awalil Rizky