Awalil juga menyoroti neraca pembayaran Indonesia yang mulai defisit sejak semester I 2025.
“Kita banyak membayar daripada menerima. Ini konfirmasi mengapa cadangan devisa turun. Di semester pertama saja sudah defisit 7 miliar dolar,” ungkapnya.
Padahal neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia sudah tiga tahun terakhir mencatat defisit terutama dari sisi jasa.
“Kita masih kuat di barang tapi di jasa defisit. Transportasi, software, hiburan, semuanya masih didominasi impor jasa dari luar,” jelasnya.
Faktor lain yang memperparah kondisi cadangan devisa menurut Awalil adalah keluarnya investasi portofolio asing sementara orang Indonesia justru semakin banyak menaruh uang di luar negeri.
Baca Juga: Dulu Batalkan UU BHP, Kini Mahfud MD Buka Suara Terkait Kasus Ponpes Al Khoziny
“Selama lima tahun terakhir ini, posisi modal asing di Indonesia datar. Tidak bertambah. Malah orang Indonesia makin banyak investasi di luar, sekitar USD 208 miliar lebih banyak,” ujarnya.
Padahal kata Awalil Indonesia sudah menawarkan imbal hasil tinggi pada surat berharga negara (SBN) dengan yield 10 tahun mencapai 6,3%—dua hingga tiga kali lipat dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
“Sudah kasih bunga tinggi tapi modal asing tidak masuk. Artinya mereka punya pertimbangan lain selain bunga seperti faktor kepercayaan dan stabilitas kebijakan,” katanya.
Dengan tren ini Awalil menyebut fenomena yang cukup ironis: Indonesia kini justru menjadi “eksportir modal”.
Baca Juga: “Medium Ugly” Saat Cinta Tak Butuh Wajah Tampan untuk Jadi Lucu dan Tulus
“Lebih banyak uang orang Indonesia keluar negeri dibandingkan uang asing masuk ke Indonesia. Ini menunjukkan aturan DHE belum efektif dan banyak eksportir tidak menempatkan devisanya di dalam negeri,” ujarnya.
Ia menegaskan jika tren ini terus berlanjut, posisi cadangan devisa bisa turun lebih jauh pada akhir 2025.
“Kita belum buruk, tapi jelas tidak sekuat yang diklaim. Perlu diwaspadai agar tahun depan tidak makin terpuruk,” tutup Awalil.***
Artikel Terkait
Panas! Projo Tuding yang Kalah Pemilu Ingin Prabowo–Jokowi Renggang, Adi Prayitno Angkat Bicara
Misbakhun: Prabowo Runtuhkan Mitos Sri Mulyani Lewat Purbaya!
Warna Baru Menteri Keuangan!” Freddy Damanik Puji Gaya Purbaya yang Langsung ke Akar Ekonomi
Janji Purbaya Bisa Jadi Bumerang, Achmad Nur Hidayat: Prabowo Bisa Kena Getahnya!
Adi Prayitno: Serangan Anies ke Prabowo Adalah Sindiran Balik yang Elegan
Awalil Dukung Purbaya: “Tegas! APBN Bukan untuk Bayar Utang Kereta Cepat”