Jangan Salahkan Tradisi Gotong Royong Ponpes, Mahfud MD Minta Tragedi Al-Khoziny Diselesaikan Secara Arif

photo author
- Minggu, 12 Oktober 2025 | 12:00 WIB
Bangunan ambruk di ponpes Al-Khoziny (Tangkap layar youtube Metro TV)
Bangunan ambruk di ponpes Al-Khoziny (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengingatkan semua pihak agar tidak menjadikan tragedi di Pondok Pesantren Al-Khoziny sebagai ajang saling menyalahkan.

Ia menekankan pentingnya penyelesaian yang arif dan menghormati tradisi pesantren, di samping tetap menghargai proses penegakan hukum yang sedang berjalan.

Peristiwa ambruknya bangunan pesantren di kawasan Futuran, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, telah menelan puluhan korban jiwa dan menjadi sorotan publik nasional.

Baca Juga: Dulu Batalkan UU BHP, Kini Mahfud MD Buka Suara Terkait Kasus Ponpes Al Khoziny

Tragedi ini memunculkan perdebatan terkait aspek perencanaan dan kelayakan bangunan yang digunakan para santri.

Mahfud mengakui bahwa pembangunan gedung di banyak pesantren sering dilakukan dengan cara bertahap dan sederhana.

Tradisi gotong royong menjadi ciri khas dalam proses pembangunan, di mana bantuan masyarakat berupa uang, semen, batu, atau material lain dikumpulkan secara perlahan untuk membangun ruang demi ruang.

Dengan cara seperti itu, menurut Mahfud, sulit bagi pesantren tradisional atau salaf untuk memiliki perencanaan teknik bangunan yang lengkap sejak awal.

Baca Juga: Pengamat Heran Sepinya Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Pertamina yang Seret Boy Thohir

“Agak sulit mengharapkan pesantren terutama pesantren-pesantren salaf atau salafiyah memiliki IMB yang terkoordinasi dan teradministrasi dengan baik, karena dana yang mereka miliki tidak menyatu, datangnya pun tidak sekaligus, melainkan berceceran danrtahap,” jelasnya.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam pemenuhan standar administratif, termasuk perizinan bangunan dan pengawasan konstruksi.

Mahfud menilai, sejarah panjang pesantren di Indonesia menunjukkan bahwa lembaga ini berperan besar dalam mendidik generasi bangsa.

Sebagian besar pesantren tidak memungut biaya pendidikan tinggi, sehingga pembangunan fisik biasanya hanya mengandalkan sumbangan masyarakat atau wakaf yang datang secara bertahap.

Ia mengajak semua pihak untuk melihat persoalan ini secara utuh dan penuh kearifan, tanpa mengabaikan aspek hukum.

Baca Juga: Purbaya Jadi Wajah Rebranding Ekonomi Prabowo, Komunikasi jadi Kunci

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X