Namun kini menurutnya arah reformasi itu mulai kabur.
Dalam bagian lain Ikrar juga menyoroti rencana Kementerian Pertahanan membeli kapal induk bekas Italia, Garibaldi, dan pesawat tempur buatan Turki.
Ia menilai langkah itu tidak efisien dan tidak sesuai kebutuhan geografis Indonesia.
“Kapal induk seperti Garibaldi tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Biaya operasionalnya sangat besar dan laut kita tidak semuanya cukup dalam untuk menampung kapal sebesar itu,” ujarnya.
Baca Juga: Tunjangan Pensiun DPR Digugat ke MK, Ahmad Irawan: Kita Rela-Rela Saja, Enggak Pernah Kami Meminta
Ia juga mempertanyakan pembelian jet tempur dari Turki yang masih tahap pengembangan.
“Kenapa tidak langsung beli dari produsen utamanya yang sudah terbukti matang secara teknologi?” tambahnya.
Menutup komentarnya, Ikrar menegaskan bahwa kekuatan TNI harus selalu diarahkan untuk melindungi rakyat dan memperkuat kedaulatan nasional bukan sekadar menjadi simbol kekuasaan negara.
“TNI harus tetap profesional, modern, dan humanis. Jadilah tentara rakyat bukan tentara penguasa,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Diserang Isu Negatif, Polda Jabar Sidak Program MBG di Arcamanik
Jokowi Panik! Rudi S Kamri: Pertemuan dengan Abu Bakar Ba’asyir Bukti Cari Dukungan Baru
Sosok ‘J’ di PSI Akhirnya Terungkap? Adi Prayitno Sebut Semua Arah ke Jokowi!
Awalil Rizky Sentil Purbaya: “Jangan Gagal Paham Soal Burden Sharing!”
Isu Lama Dihidupkan Lagi! Ade Armando Bongkar Motif di Balik Video Mahfud MD Soal Jokowi
Perang ‘Penjilat’ vs ‘Tukang Nyinyir’ Makin Panas di Medsos, Adi Prayitno: “Bangsa Ini Gampang Banget Ngasih Label!