Tekonologi Jadi Dalang, Budiman Sudjatmiko Sebut Peran Algoritma dalam Kerusuhan Terbaru

photo author
- Kamis, 4 September 2025 | 20:30 WIB
Budiman Sudjatmiko, Aktivis 98 (Tangkap layar youtube official iNews)
Budiman Sudjatmiko, Aktivis 98 (Tangkap layar youtube official iNews)

bisnisbandung.com - Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, menyoroti dampak teknologi digital terhadap kerusuhan yang terjadi baru-baru ini.

Menurutnya, peristiwa ini berbeda dengan demonstrasi pada era 1998 karena pengaruh algoritma sosial yang dapat memicu emosi massa secara cepat.

Budiman menjelaskan, kini penyebaran informasi melalui media sosial, aplikasi pesan, dan teknologi AI memungkinkan setiap orang, bahkan bukan elit politik, mengarahkan opini publik dan mengatur tuntutan demonstrasi secara masif.

Baca Juga: Kontroversi Penangkapan Delpedro, Amnesty Internasional Indonesia Desak Polisi Segera Membebaskan

“Sekarang ini, terutama yang terakhir ini kalau kita lihat perkembangannya, ini mungkin demonstrasi yang pertama di mana bukan cuma manusia yang bisa mengendalikan, tapi algoritma,” lugasnya dilansir dari youtube official iNews.

Fenomena ini disebutnya sebagai pergeseran dari prompt engineering ke social engineering, di mana algoritma dapat menggerakkan emosi masyarakat dalam hitungan menit.

Ia menekankan bahwa faktor sosial-ekonomi, seperti kesenjangan dan kemiskinan, menjadi pemicu keresahan, namun teknologi digital memperluas dampak kerusuhan.

Setiap konten, baik berupa teks, gambar, atau video, dapat disebarkan dengan cepat, meningkatkan risiko kekacauan. Budiman juga menekankan pentingnya membedakan tuntutan sosial yang sah dengan manipulasi berbasis algoritma.

Baca Juga: Protes Wajar, Kekacauan Tak Boleh Berlanjut, Mahfud MD Peringatkan Aparat & Rakyat

Kepada pemerintah, Budiman menilai strategi pengentasan kemiskinan, penertiban aset ilegal, dan penindakan terhadap mafia besar merupakan langkah yang tepat, namun tetap rawan menimbulkan ketegangan apabila informasi disebarkan tanpa kontrol.

Menurutnya, kerusuhan ini menunjukkan bagaimana era digital menghadirkan tantangan baru bagi demokrasi, di mana penyebaran konten dan teknologi AI dapat digunakan untuk memprovokasi massa, bahkan oleh pihak yang bukan bagian dari organisasi resmi.

Budiman mengingatkan pentingnya kesadaran publik dalam menghadapi manipulasi digital agar konflik sosial dapat dikendalikan tanpa menimbulkan korban tambahan.***

Baca Juga: Desak Polda Jabar, Dedi Mulyadi: Pasti dan Insya Allah, Mahasiswa Bebas


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X