Situasi ini menciptakan dilema antara menjaga belanja produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atau melakukan penghematan untuk menekan defisit.
Meski begitu, langkah paling realistis dalam jangka pendek menurut analisisnya adalah dengan melakukan efisiensi pada pengeluaran negara.
Pemerintah dapat memotong kebijakan atau program yang tidak terlalu prioritas, sambil tetap berupaya menggerakkan perekonomian agar penerimaan negara dapat meningkat secara berkelanjutan.
Ambisi nol defisit APBN dianggap bombastis sekaligus populis karena di satu sisi memberikan sinyal positif bagi stabilitas fiskal, namun di sisi lain berpotensi berbenturan dengan kebutuhan belanja negara yang besar.***
Baca Juga: Anggaran Pendidikan 2026 Dikritik Awalil Rizky, MBG Diduga Abaikan Amanat Konstitusi
Artikel Terkait
Rocky Gerung Nilai Penghapusan Tantiem Bukti Prabowo Perhatikan Kesulitan Rakyat
"Trust dan Amanah Hilang!" Amien Rais Kritik Keras Kepemimpinan Prabowo
Pakar Adi Prayitno Kritisi Wacana Pertemuan Prabowo & Megawati: Ada Apa?
Setelah Mafia Sawit, Presiden Prabowo Kini Bidik Tambang Ilegal
Tambang Ilegal Dibekingi Aparat, CELIOS Nilai Retorika Prabowo Bagus tapi Sulit Dieksekusi
Solo Ternyata Tak Suka AHY, Connie Bakrie: PDI Perjuangan Mau Dampingi Prabowo atau Maju Sendiri?