Lebih lanjut Awalil mengingatkan bahwa pernyataan bombastis dari pejabat negara bisa berisiko menimbulkan gangguan terhadap persepsi pelaku pasar.
“Pelaku pasar baik domestik maupun asing bisa menilai ini sebagai indikasi bahwa pemerintah tak paham kondisi ekonomi sesungguhnya. Itu bisa jadi bumerang,” katanya.
Sebelumnya Amran mengklaim bahwa Presiden Prabowo telah menyetujui anggaran sebesar Rp371 triliun untuk mendukung hilirisasi komoditas nasional termasuk kelapa.
Bahkan disebutkan bahwa Rp40 triliun sudah siap digunakan dan Rp8 triliun sudah ia tandatangani.
Baca Juga: Lesunya Kredit 2025, Cerminkan Perlambatan Permintaan UMKM dan Pasar
Namun Awalil menilai angka-angka tersebut tidak nyambung dengan realisasi anggaran Kementerian Pertanian yang selama ini hanya berkisar Rp20 triliun per tahun.
Ia menilai klaim tersebut rawan menyesatkan, apalagi di tengah kondisi fiskal yang terbatas.
Bagi Awalil Rizky klaim rupiah bisa menguat jadi Rp1.000 per dolar lewat hilirisasi kelapa bukan hanya prematur tapi juga tak masuk akal secara teknokratis.
Ia berharap pemerintah lebih berhati-hati dalam menyampaikan narasi ekonomi, terutama di hadapan masyarakat yang berharap solusi konkret bukan sekadar janji manis.***
Artikel Terkait
Jawa Barat Juara Umum FORNAS 2025 dengan 257 Medali, Wapres Gibran Apresiasi Peserta Lansia
Jawa Barat Borong 257 Medali di FORNAS 2025, Herman: Ini Kebanggaan!
5 Tahun Mandek, Erwin: Relokasi Puskesmas Tamansari Akhirnya Disepakati!
Kekurangan Guru Parah, Ini Langkah Dedi Mulyadi dan Pemprov Jawa Barat
Dua Janji Dedi Mulyadi: Petani Sehat, Anak Nelayan Sekolah
Megawati Ungkap Alasan Terima Lagi Jabatan Ketum PDI Perjuangan