Biasanya, Presiden dikenal lebih berhati-hati dalam menyampaikan sikap politiknya, sering menggunakan jalur tidak langsung atau melalui pihak ketiga.
Namun kali ini, pernyataan soal keterlibatan tokoh besar justru direspons secara terbuka dan bahkan diterjemahkan secara spekulatif oleh sebagian relawan maupun pendukungnya.
Ia mengingatkan bahwa pembelaan yang dilakukan oleh para pendukung Jokowi sebaiknya tetap proporsional dan tidak menyudutkan pihak lain hanya berdasarkan preferensi politik.
Terlalu agresif dalam mengaitkan isu hukum seperti dugaan ijazah palsu dengan pihak-pihak tertentu tanpa dasar hukum yang jelas justru dapat memperkeruh suasana politik nasional.
Lebih jauh, Yunarto menilai bahwa langkah terbaik untuk menyikapi isu ijazah adalah melalui jalur hukum, bukan narasi politik yang menyasar lawan atau sekutu politik.
Ia juga mengingatkan bahwa sikap ad hominem terhadap kelompok politik tertentu hanya akan menciptakan eskalasi baru yang tidak produktif bagi stabilitas politik nasional.***
Baca Juga: Tersangka Kasus Chromebook Diduga di Afrika, MAKI Curiga Ada Pihak yang Membantu
Artikel Terkait
100 Triliun Hilang Akibat Beras Oplosan, Prabowo Minta Jaksa Agung Bertindak Cepat
Presiden Kritik Pihak Nyinyir, Pakar Nilai Prabowo Juga Terseret dalam Pola Komunikasi Serupa
Gaya Komunikasi Santai Prabowo Dinilai Efektif, Tapi Bisa Tumpulkan Kritik Substantif
IKN Terancam Dimangkrakkan, Prof. Lely Arrianie Soroti Pentingnya Legacy Berbeda untuk Prabowo
Prabowo Diperingatkan Rocky Gerung, Jangan Hancurkan Sejarah PSI!
Fenomena Rohana dan Rojali, Rocky Gerung: Tantangan Berat bagi Presiden Prabowo