“Jadi kalau banyak pesanan Boeing ekonomi Amerika berdenyut. Itu motif utama Trump,” beber Mardigu.
Masalahnya Boeing saat ini sedang krisis. Pesawat 737 Max dan 787 Dreamliner pernah di-grounded.
Ditambah lagi perang tarif membuat Boeing kesulitan ekspor.
“Tiongkok saja batal beli 50 Boeing dan langsung pesan 50 Airbus dari Prancis. Bahkan pabrik Airbus dibuka besar-besaran di Tiongkok. Ini yang bikin Trump panik,” lanjutnya.
Baca Juga: Potensi Gagal Bayar Rp85 Triliun dari Kopdes Merah Putih, Pengamat Nilai Bisa Timbulkan Masalah Baru
Mardigu menilai pembelian 50 Boeing oleh Indonesia bisa jadi hanya "kulit luar".
Sebab Boeing sendiri tak bisa kirim cepat. “Order sekarang dapatnya 10-11 tahun lagi,” jelasnya.
Menurut dia Prabowo bisa memanfaatkan jeda waktu itu untuk memainkan strategi lain.
"Prabowo tahu ini waktu untuk gerak. Dunia butuh pesawat tapi Boeing dan Airbus tak bisa penuhi. Maka inilah peluang untuk masuk pasar lewat alternatif lain," katanya.
Baca Juga: Fenomena Rojali Tunjukkan Lemahnya Daya Beli, Ekonom Nilai Target Pertumbuhan 8% Nihil
Mardigu menyebut produsen alternatif seperti Embraer (Brasil), Bombardier (Kanada), dan COMAC (Tiongkok) akan jadi kunci. Terutama COMAC, yang diprediksi bakal menggoyang dominasi Boeing.
“Kalau Prabowo gesit kita bisa rebut pasar. Selagi Boeing telat produksi, Indonesia bisa kerja sama dengan COMAC atau bahkan bikin industri pesawat nasional yang dulu pernah dirintis Habibie,” tambahnya.
Skor “19-0” menurut Mardigu hanyalah simbolik. Di balik angka itu, ia melihat celah strategi besar sedang dimainkan.
“Jangan lihat Indonesia kalah. Bisa jadi, kita sedang mempersiapkan kemenangan yang lebih besar. Tunggu kelanjutannya,” tutup Mardigu.***
Artikel Terkait
Demo Pecah! Pengusaha Travel Protes Larangan Study Tour, Dedi Mulyadi: Bongkar Alibinya
Sindir Penguasa Lewat Musik, Mahfud MD: Slank Gak Butuh Jabatan tapi Butuh Perubahan
Amien Rais: Intelektual Indonesia Sudah Jadi Pelacur Politik!
Heboh! Dedi Mulyadi Disebut Ada di Lokasi Tragedi Garut, Ternyata Ini Faktanya
Wali Kota Bandung Farhan Izinkan Study Tour, Gubernur Dedi Mulyadi Keras Jalankan Aturan!
Pengamat: PSI Bukan Lagi Partai Anak Muda Tapi ‘Partai Tuk Bapaknya Kaesang’!