Aspek Penyebab Kematian Mulai Terlihat, Penasihat Ahli Kapolri Beberkan Dugaan Awal

photo author
- Selasa, 15 Juli 2025 | 17:00 WIB
Alm Diplomat Arya Daru Pangayunan (Tangkap layar  X@IndonesiaPenang)
Alm Diplomat Arya Daru Pangayunan (Tangkap layar X@IndonesiaPenang)

bisnisbandung.com - Kasus meninggalnya diplomat kemenlu Arya Daru masih menjadi perhatian publik. Meski telah hampir satu minggu berlalu, hasil autopsi jenazah belum diumumkan secara resmi.

Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Ariyanto Sutadi, menyampaikan bahwa penyidikan kasus ini sudah mengerucut, terutama pada aspek penyebab kematian.

Menurut Ariyanto, berdasarkan jejak dan temuan di tempat kejadian, tidak ditemukan tanda-tanda keterlibatan pihak ketiga.

Baca Juga: Menteri Minta Anggaran Jumbo di Tengah Defisit, Rudi S Kamri: Ini Pemerintahan atau Pemborosan?

“Ini mungkin, kalau dari jejak-jejak yang ada itu kan kemudian sudah mengerucut bahwa ternyata sebelum terjadi kejadian itu masih konteks dengan istrinya dan kemudian didobrak pagi itu, kemudian masuklah penjaga itu dan sebagainya,” ujarnya dilansir dari youtube Kompas TV.

Rekaman CCTV, komunikasi terakhir korban dengan istrinya, serta jejak digital lainnya menunjukkan bahwa tidak ada individu lain yang memasuki tempat kejadian sebelum atau sesudah insiden.

Temuan-temuan ini memperkuat dugaan bahwa faktor penyebab kematian kemungkinan berasal dari diri korban sendiri.

Baca Juga: Bupati Jeneponto Dijamu Dedi Mulyadi, Rahasia Sukses ‘Berkantor di Jalan’ Terbongkar!

Ariyanto menjelaskan bahwa dalam konteks investigasi ilmiah (scientific crime investigation), alat bukti seperti CCTV berperan untuk mendeteksi pergerakan orang lain.

Namun dalam kasus ini, unsur tersebut tidak mengarah pada dugaan kriminal dari pihak lain. Karena itu, fokus utama kini tertuju pada hasil autopsi medis sebagai satu-satunya penentu untuk mengungkap penyebab pasti kematian.

“Itu dari jejak-jejak di situ kan kelihatannya tidak ada yang mencurigakan. Tetapi sampai sekarang kita belum tahu hasil daripada autopsi mengenai jenazah itu,” tegasnya.

Ia juga mengemukakan bahwa autopsi sempat dilakukan berulang kali. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa temuan awal belum cukup untuk menarik kesimpulan yang pasti, sehingga tim forensik perlu melakukan analisis lebih lanjut.

Ariyanto juga menyinggung kemungkinan pola kematian yang berkaitan dengan kekurangan oksigen ke otak, yang menurutnya pernah terjadi dalam kasus serupa di luar negeri, namun tidak bisa diungkapnya secara gamblang.

Ia menegaskan bahwa praktik tersebut masih belum banyak diketahui atau dibahas secara terbuka di Indonesia.

Baca Juga: Janji 19 Juta Lapangan Kerja Gibran? Pengamat Politik: Omong Kosong yang Bikin Generasi Muda Frustrasi!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KPK dan Kejagung Berbagi Peran Tangani Kasus Korupsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:00 WIB
X