“Terus kalau misalnya sejarah itu ditulis untuk memperbesar-besarkan dan membuka luka lama, untuk apa? Itu hanya akan menciptakan kemarahan publik. Iya kan? Nah, itu yang namanya tone positif,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Fadli Zon juga menyoroti bahwa banyak peristiwa sejarah penting belum pernah terdokumentasi secara resmi oleh negara, terutama sejak tahun 1998.
Dengan demikian, pembaruan ini dianggap penting untuk menyelaraskan sejarah nasional dengan realitas kontemporer dan memperkaya pemahaman masyarakat tentang perjalanan bangsa.***
Baca Juga: Kritik Kebijakan Mendagri, DPRD Jawa Barat Pilih Rapat Efisien tanpa Anggaran Hotel
Artikel Terkait
Sejarah Kelam Pertamina Kembali Terulang, Rhenald Kasali: Ini Kenyataan!
Sejarah Panjang Suku Hui, Etnis Muslim yang Bertahan di tengah Dominasi Komunisme
Tuai Pro Kontra, Ada Apa dengan Penulisan Ulang Sejarah? PDIP Turut Persoalkan
Penulisan Ulang Sejarah Dinilai Abaikan Pelanggaran HAM Berat, Aktivis 98 Desak Hadirkan Perspektif Korban
Diisukan ada Kepentingan Politik, Editor Ungkap Tak Benar Kalau Proyek Sejarah Hanya Inisiatif Pemerintah
Sejarah Bisa Dijadikan Alat Kekuasaan, Marzuki Singgung Penulisan Ulang Sejarah Seperti Pada Orde Baru