Ia menegaskan bahwa buruh cenderung langsung membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan hidup, bukan menabung, sehingga dampak pada daya beli akan langsung terasa.
Said Iqbal juga menyoroti dampak negatif dari kebijakan impor yang dinilainya ugal-ugalan. Ia mengkritik kebijakan perdagangan yang membuka keran impor tekstil melalui Permendag Nomor 8 Tahun 2024, karena berpotensi menghancurkan industri dalam negeri.
Ia mendorong agar pemerintah mengutamakan produk lokal dalam pengadaan seragam sekolah, PNS, TNI, Polri, dan perusahaan swasta sebagai strategi untuk menyerap tenaga kerja dan menghidupkan kembali sektor industri.
Baca Juga: Mungkinkah Tesla Bisa Lebih Stabil Tanpa Elon Musk? Analisis CEO Corporate Innovation Asia
Di sisi lain, relokasi sejumlah perusahaan asing dari Indonesia juga menjadi perhatian.
Menurut Said Iqbal, perusahaan seperti Yamaha Musik, Panasonic, dan Honda telah menunjukkan tanda-tanda pemindahan pabrik ke negara asalnya, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian kebijakan di Indonesia.
Ia membandingkan pendekatan Indonesia dengan negara lain yang dinilainya lebih agresif dalam menjaga investasi dan melindungi pasar tenaga kerja domestik.
Said Iqbal mengkritik kebijakan pemerintah yang menurutnya terlalu mengandalkan program-program sementara seperti bantuan sosial (bansos), subsidi upah, dan job fair.***
Baca Juga: Mungkinkah Tesla Bisa Lebih Stabil Tanpa Elon Musk? Analisis CEO Corporate Innovation Asia
Artikel Terkait
KSPI Menilai Diktum Huruf D di SK Gubernur Rugikan Buruh
KSPI Apresiasi Keputusan Jokowi Tunda Pembahasan RUU Omnibus
Aksi Serempak, 50 Ribu Buruh KSPI Geruduk Istana Tolak Kenaikkan BBM dan Omnibus Law
Didorong KSPI, Prabowo Siap Bentuk Satgas Khusus Atasi PHK
Outsourcing Dinilai Perbudakan Modern, KSPI Dukung Presiden Prabowo Janjikan Penghapusan
Bukan Kasih Kerja Bersihin Selokan, Ketua KSPI Minta Satgas PHK Fokus pada Relokasi dan Upah