Roy Suryo mengklaim dirinya bersama tim telah melakukan analisis digital forensik terhadap ijazah dan menemukan ketidaksesuaian nomor seri.
“Kami bandingkan antara ijazah dengan nomor 1115 dan 1117 hasil Fakultas Kehutanan itu identik. Tapi dengan milik Jokowi yang 1120 tidak identik. Ada jarak mikroskopis pada posisi huruf dan logo,” jelasnya.
Ia juga menyoroti kejanggalan nama dosen pembimbing dalam skripsi Jokowi.
“Nama Ahmad Soitro ditulis sebagai profesor pada tahun 1985. Padahal menurut keluarganya beliau baru jadi profesor tahun 1986. Nama beliau juga salah tulis, harusnya Ahmad Sumitro. Ini fatal,” ucap Roy Suryo.
Baca Juga: “Dosa Ini!” Dedi Mulyadi Geram dengan Perusahaan BUMN yang Menyimpang
Roy Suryo menyampaikan kekecewaannya terhadap almamaternya sendiri.
Ia menyebut UGM saat ini sedang digugat oleh mahasiswa karena dianggap tidak kredibel dalam menangani isu ini.
“Saya sedih sebagai lulusan S1 dan S2 UGM melihat kampus besar ini tak mampu menjawab keraguan publik,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Batas Usia dalam Rekrutmen Dihapus, Menaker Yassierli Tegaskan Dunia Kerja Harus Inklusif
Job Fair Bekasi Ricuh, Aktivis Sebut Ini Tanda Indonesia Darurat Lapangan Kerja
Bukan Jokowi yang Kena Tapi Ilmuwan Ini! Pegiat Media Sosial: Gara-gara Roy Suryo
Helmy Yahya Bongkar Personal Branding Dedi Mulyadi
Jusuf Kalla Sindir Pemerintah Soal Premanisme, Rudi S Kamri: Kenapa Selama Ini Dibiarkan?
Persikas Butuh Investor, Gubernur Dedi Mulyadi Siap Jadi ‘Media Promotor’ Bukan Pengelola