Kasus ‘Fantasi Sedarah’ Jadi Alarm Bahaya, MUI : Kita Defisit Moral dan Keilmuan

photo author
- Rabu, 21 Mei 2025 | 21:45 WIB
KH. Cholil Nafis (Tangkap layar youtube tvonenews)
KH. Cholil Nafis (Tangkap layar youtube tvonenews)

bisnisbandung.com - Munculnya grup Facebook menyimpang bernama Fantasi Sedarah yang berisi ribuan anggota dan memuat konten tidak senonoh terkait hubungan inses menuai keprihatinan mendalam dari berbagai pihak.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), melalui Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwiyah, KH. Cholil Nafis, menyatakan bahwa fenomena ini menunjukkan Indonesia tengah menghadapi krisis besar dalam aspek moral dan keilmuan.

Cholil menyampaikan bahwa keberadaan grup-grup seperti ini bukan hanya cerminan dekadensi etika, tetapi juga pertanda lemahnya kontrol terhadap arus informasi di media sosial.

Baca Juga: Perkara Ijazah, Jokowi Diselidiki Bareskrim? Pakar Hukum Beri Penjelasan

Anak-anak dan generasi muda, menurutnya, tidak lagi memiliki filter yang kuat dalam membedakan antara informasi yang benar dan sesat.

“Bahkan mungkin sekarang kita bukan hanya defisit persoalan moral, tapi juga soal keilmuan. Anak-anak kita enggak tahu mana ilmu yang benar, mana yang tidak, dengan informasi yang tidak jelas ini,” jelasnya dilansir dari youtube tvonenews.

 Hal ini diperparah oleh tidak adanya kedaulatan atas media digital yang membanjiri kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Jangan Ditunda! Ono Surono Minta Sekolah Swasta Penerima Hibah Segera Bagikan Ijazah

Ia menyoroti bahwa krisis moral ini bersifat sistemik, karena menyentuh akar tatanan sosial dan nilai keagamaan.

 Dalam konteks Islam, menjaga keturunan dan kehormatan keluarga adalah prinsip utama yang tidak bisa ditawar.

Praktik hubungan sedarah dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap nilai-nilai tersebut, bahkan dalam perspektif hukum Islam, pelakunya dapat dikenai hukuman yang lebih berat dibanding pelanggaran seksual biasa.

Baca Juga: Viral SLB Pajajaran Dibongkar, Mensos: Tak Ada Pengusiran, Ini Hanya Kesalahpahaman

Cholil juga menyinggung dampak psikologis dan sosial dari normalisasi perilaku menyimpang.

 Ia menjelaskan bahwa jika sebuah penyimpangan tidak segera dilawan secara tegas oleh masyarakat, maka lama-kelamaan perilaku tersebut bisa dianggap wajar, terutama ketika mendapat dukungan komunitas yang sejalan secara diam-diam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X