Rocky juga menyinggung kemungkinan adanya persaingan antar lembaga hukum dan bahkan antar kelompok kekuasaan di sekitar Presiden Prabowo.
“Bisa jadi ini sinyal bahwa Prabowo sedang membersihkan sisa-sisa pengaruh Jokowi di lembaga-lembaga penegak hukum. Ada sikut-sikutan di lingkaran dalam dan Prabowo ingin memastikan siapa yang bisa dipercaya,” ucapnya.
Rocky bahkan menyebut bahwa kehadiran TNI adalah “cara mengaduk air keruh” agar terlihat siapa yang sebenarnya sedang bermain di balik layar hukum dan politik.
Lebih jauh Rocky menilai jika Kejaksaan dan Polri bisa bekerja optimal maka eksistensi KPK bisa dipertanyakan.
“Kalau Kejaksaan dan Polri bisa berfungsi maksimal, KPK sebagai alat bantu utama bisa tak relevan lagi. Karena alat utamanya ya Kejaksaan dan Kepolisian,” tegasnya.
Namun ia juga mengingatkan bahwa pengerahan TNI meski legal secara aturan tetap harus dibaca sebagai langkah darurat yang hanya sah jika ada kebutuhan luar biasa.
“Kalau Presiden menganggap ini situasi luar biasa, maka pengerahan TNI bisa dimengerti. Tapi publik berhak mengawasi dan mempertanyakan sejauh mana langkah ini akan efektif dan tidak menyimpang dari semangat demokrasi sipil,” pungkas Rocky.***
Artikel Terkait
Terungkap! Bukti Baru Soal Ijazah Jokowi, Ikrar Nusa Bhakti: Palsu atau Asli?
PHK Massal dan Premanisme, Okky Madasari Sebut Indonesia Bisa Terjebak dalam Krisis Sosial
Mardiansyah Semar Klarifikasi Soal Isu Prabowo sebagai Boneka Jokowi
Isu Matahari Kembar Dinilai Spekulatif, Prof. Andi Nasrun Bicara Tentang Kepemimpinan Prabowo
Pengadilan Seperti Toko Kelontong? Mahfud MD Kecam Praktik Korupsi dalam Peradilan
VIRAL! Meme Jokowi-Prabowo Bikin Heboh, Apa Kata Ade Armando?