Bisnisbandung.com - Kasus viral yang menimpa seorang mahasiswi ITB berinisial SSS yang mengedit gambar Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto tengah menjadi perbincangan publik.
Gambar hasil manipulasi AI itu memperlihatkan keduanya sedang berciuman dan sempat memicu gelombang reaksi di media sosial.
Namun komentar terbaru dari pengamat politik dan akademisi Ade Armando justru menilai respons negara terhadap kasus ini menunjukkan keberpihakan terhadap kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Standar Miskin Jadi Perdebatan, Fuad Bawazier Soroti Konsistensinya
Dalam kanal YouTube COKRO TV, Ade Armando menyebut bahwa tindakan aparat yang hanya melakukan pembinaan tanpa melanjutkan proses hukum hingga vonis pidana menjadi sinyal positif dari pemerintahan Prabowo-Gibran terhadap ekspresi kreatif, bahkan yang bersifat satir politik.
"Kalau memang si mahasiswi ini hanya dibina dan tidak diproses secara berlebihan, justru itu menunjukkan bahwa pemerintah kita tidak alergi terhadap kritik termasuk yang datang dari dunia seni," ujar Ade.
Kasus ini bermula ketika sebuah gambar AI yang menggambarkan Jokowi dan Presiden Prabowo berciuman beredar di media sosial pada bulan Maret 2025.
Belakangan diketahui pembuat gambar tersebut adalah seorang mahasiswi dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Polisi sempat menangkap mahasiswi berinisial SSS itu pada 7 Mei lalu dengan sangkaan melanggar pasal UU ITE terkait penyebaran konten melanggar kesusilaan dan manipulasi data elektronik.
Baca Juga: Tingkat Pengangguran Masih Jadi Masalah Klasik Jabar
Namun publik mempertanyakan urgensi penangkapan ini mengingat konten tersebut dianggap sebagai bentuk satir politik yang lazim dalam kebebasan berekspresi.
Banyak netizen menilai bahwa karya itu merupakan sindiran terhadap dinamika politik antara Jokowi dan Prabowo yang dulunya rival namun kini saling mendukung.
Ade menjelaskan "Itu kan simbol dua kekuatan politik yang dulunya berseberangan tapi sekarang bersatu. Dalam dunia seni simbol seperti itu lumrah".
Ade Armando pun menegaskan bahwa tak ada indikasi si pembuat ingin menyebarkan kebencian atau hoaks.
Artikel Terkait
Isu 'Matahari Kembar' Prabowo-Jokowi, Arief Payuono Ungkap Fakta Sebenarnya
Mantan Presiden Masih Dianggap ‘Bos’? Feri Amsari Ungkap Bahaya dalam Politik Indonesia
Meme Prabowo-Jokowi dan Dampaknya, Analisis Adi Prayitno soal Kebebasan Ekspresi di Media Sosial
Rocky Gerung Ungkap Kelemahan Gibran dalam Dunia Politik, "Punya Ambisi Tapi Kurang Kapasitas"
Dulu Baik Kini Berbeda, Mahfud MD Ceritakan Perubahan Jokowi di Tengah Isu Tiga Periode
Terungkap! Bukti Baru Soal Ijazah Jokowi, Ikrar Nusa Bhakti: Palsu atau Asli?