Dalam pandangannya seorang mantan presiden harus bisa menempatkan diri sebagai negarawan, tidak lagi terlibat dalam intrik politik yang hanya akan merusak tradisi ketatanegaraan yang sehat.
Ia juga menyoroti bagaimana mantan presiden yang masih aktif muncul di media sering kali dalam pemberitaan yang tidak relevan dengan kepentingan publik bisa mengarah pada disorientasi politik.
Feri Amsari juga mengomentari tentang potensi politik anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Feri Amsari menutup komentarnya dengan menekankan pentingnya menjaga demokrasi yang sehat dan prinsip ketatanegaraan yang konsisten.
Baca Juga: Pembuat Meme Ditangkap, Penasihat Ahli Kapolri: Rincian Hukum dalam Pasal Karet Harus Dipertajam
Ia menyatakan bahwa jika fenomena seperti ini terus berlanjut, akan ada kerusakan lebih lanjut dalam proses politik Indonesia.
"Ini bukan demokrasi, ini disorientasi," tegasnya.
Feri Amsari menekankan bahwa para pemimpin harus tahu kapan saatnya untuk mundur dan memberi ruang bagi generasi berikutnya agar sistem demokrasi dapat berjalan dengan baik.
Dengan analisis tajamnya Feri Amsari mengingatkan kita semua untuk berhati-hati terhadap dinamika politik yang bisa merusak tatanan ketatanegaraan dan demokrasi di Indonesia.***
Artikel Terkait
Prihatin dengan Perkembangan Dunia, SBY Sebut Perang Dagang Mengancam Kehidupan Bangsa
Kak Seto Sebut Gubernur Dedi Mulyadi Sebagai ‘Sahabat Anak’ Berkat Program Pendidikan Inovatif
Meme Prabowo-Jokowi, Pengamat Politik Tegaskan: Ini Satir Bukan Tindakan Kriminal
Tekanan Global untuk Palestina Semakin Kuat, Anies: Dunia Akan Dukung Kemerdekaan
Nasi Goreng dalam Politik, Adi Prayitno Ungkap Dinamika Hubungan Megawati-Prabowo
Kang Hasan Tanggapi Program Dedi Mulyadi, Pendidikan Karakter Bukan dengan Kekerasan