“Presiden Prabowo tahu kapasitas wakilnya. Karena itu, kita tak pernah dengar Gibran diberi peran strategis. Aplikasi ‘Lapor Mas Wapres’ itu pun menurut saya hanya inisiatif pribadi bukan penugasan resmi,” sindirnya.
Rudi juga membandingkan Gibran dengan dua calon wakil presiden lainnya, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.
Menurutnya secara kapasitas dan pengalaman Gibran jauh tertinggal.
“Gibran belum punya rekam jejak. Mahfud itu guru besar pernah jadi Ketua MK, DPR, Menteri. Cak Imin juga politisi senior, ketua umum partai, pernah jadi menteri. Gibran? Jadi wali kota pun karena orang tuanya,” kritik Rudi.
Baca Juga: “Barak Militer Bukan Tempat Cuci Piring Kotor” Dandhy Laksono Sindir Dedi Mulyadi
Ia menegaskan bahwa kini Gibran harus menerima kenyataan bahwa publik tidak menerimanya.
Ia menyebut apapun yang dilakukan Gibran mulai dari diam sampai bicara selalu salah di mata publik.
Rudi menyimpulkan bahwa badai sosial yang menimpa Gibran adalah konsekuensi logis dari keputusannya yang dipaksakan.
Ia menyarankan Gibran dan pendukungnya untuk tidak membela diri.
“Terima saja. Jangan mengelak, jangan membantah, jangan defensif. Karena itu kodrat alam yang sedang bekerja,” tutupnya.***
Artikel Terkait
“Saya Bukan Presiden Boneka”, Pengamat: Pernyataan Prabowo yang Picu Perdebatan
Hukuman Polisi Dinilai Lemah, Dedi Mulyadi Perlu Pendidikan Militer!
Ngaku Tidak Takut Istri, Ono Surono Klarifikasi Videonya!
Anak Sulit Diatur? Orang Tua Putar Video Dedi Mulyadi, Bikin Nurut Seketika
Spanduk Sindiran Dedi Mulyadi 'Bapak Tiri' Gegerkan Cirebon, Ono Surono: Rakyat Berhak Kritis!
Hasan Nasbi Tak Jadi Mundur, Pengamat: Adakah Pembaruan dalam Komunikasi Politik Istana?