Ia menyebut hingga kini belum ada satu pun pejabat dari kubu Prabowo yang memberikan pernyataan resmi.
"Kalau istana tak terganggu ngapain kita yang heboh? Jangan-jangan memang istana membiarkan atau menganggap itu hal biasa," imbuhnya.
Adi Prayitno pun mengingatkan dalam sistem presidensial idealnya hanya ada satu pusat kekuasaan.
Baca Juga: Investor dan Para Pembisnis Cemas, Kebijakan-Kebijakan Presiden Prabowo Dinilai Mengkhawatirkan
Meski tak menampik bahwa Jokowi punya kontribusi besar terhadap kemenangan Prabowo, Adi Prayitno menilai ekspresi loyalitas itu sebaiknya tidak ditampilkan secara vulgar.
"Cukup bersilaturahmi, cukup foto bareng. Tidak perlu menyebut Jokowi sebagai bos agar tak muncul kecemburuan atau kesan kekuasaan terbagi," tutupnya.***
Artikel Terkait
Wow! Ferrari SF90 hingga Nismo GTR Disita Kejagung dalam Kasus Suap Ketua PN Jakarta Selatan
Mindset Antikorupsi Prabowo Masih Seperti Poco-Poco, Pengamat Politik: Maju Mundur Tak Jelas
Pencitraan Berlebihan Gaya Dedi Mulyadi Dianggap Lebay Kata Pengamat Politik
Menteri Sowan ke Jokowi, Pengamat: Mereka Masih Anggap Jokowi Bosnya!
Banyak yang Mengkritik Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi: Ini Bukan Soal Suka atau Tidak
KPK Tindak Lanjuti Kasus Korupsi Bank BJB, Sita Motor Royal Enfield Ridwan Kamil