Langkah Evakuasi Warga Gaza Sudah Terlambat, Ini Kata Pengamat Timur Tengah

Bisnisbandung.com - Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1000 warga Gaza dari wilayah konflik tuai kritik dari pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf.

 Menurutnya, langkah tersebut dinilai terlambat dan berpotensi menimbulkan implikasi geopolitik yang serius bagi Indonesia.

Faisal menyoroti bahwa rencana evakuasi idealnya dilakukan saat terjadi gencatan senjata pada 19 Januari lalu.

“Kalau saya melihat, aneh ya. Karena seharusnya proses evakuasi itu, rencana evakuasi itu, dibuat ketika ada gencatan senjata, yaitu 19 Januari,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube tvonenews.

Baca Juga: Prabowo Sejak Lama Ingin Mengevakusi 1000 Warga Gaza, Jauh Sebelum Donald Trump

Saat itu, menurutnya, kondisi di Gaza masih memungkinkan untuk melakukan proses penyelamatan warga sipil.

 Namun, hingga kini, evakuasi belum terlaksana, padahal situasi di lapangan telah berubah drastis, dengan pasukan Israel dilaporkan menguasai sekitar 50% wilayah Gaza.

Ia juga menilai bahwa rencana ini sudah pernah disebutkan oleh Prabowo sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan kembali disampaikan dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden pada Oktober lalu.

Baca Juga: Politisi Gerindra Ungkap Sosok Prabowo Subianto,  Publik Jarang Sadari

Namun, tidak ada langkah konkret yang diambil dalam rentang waktu strategis tersebut, yang menurut Faisal seharusnya dimanfaatkan untuk mempersiapkan proses evakuasi.

“Artinya, apa yang dilakukan Prabowo sekarang, ini Indonesia berpotensi terjebak dalam agenda pengosongan Gaza,” lugasnya.

Kekhawatiran lain yang disampaikan pengamat ini adalah kemungkinan Indonesia terseret dalam agenda geopolitik lebih besar, yakni program pengosongan Gaza dari warga Palestina.

 Hal ini dikaitkan dengan dinamika pertemuan internasional yang berdekatan dengan pengumuman rencana evakuasi Indonesia.

Baca Juga: Kasus BJB hingga Isu Lisa Mariana, Komentator Politik: Ridwan Kamil Menuai Badai