bisnisbandung.com - Kenaikan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap sejumlah negara termasuk Indonesia, dinilai bukanlah hal yang datang secara tiba-tiba.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sejak akhir tahun lalu telah mengingatkan bahwa dinamika perdagangan global, termasuk potensi perang dagang dan kebijakan proteksionis, dapat menjadi ancaman nyata bagi perekonomian Indonesia.
Peringatan tersebut kini terasa semakin relevan seiring keputusan terbaru dari Amerika Serikat yang memberlakukan tarif tinggi terhadap produk-produk seperti tekstil, elektronik, dan minyak sawit dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Jakarta Dipenuhi Pendatang Baru, Bagaimana Pramono Anung Mengelola Urbanisasi? Tanggapan Chico Hakim
Kebijakan ini dinilai dapat menekan kinerja ekspor nasional dan mengancam sektor industri padat karya.
Sri Mulyani sebelumnya telah menyampaikan bahwa kondisi ekonomi global sedang berada dalam tekanan akibat memanasnya persaingan antarnegara dalam bidang perdagangan.
“Kalau kita lihat, perdagangan akan menjadi salah satu isu yang paling menonjol dan kontensius yang paling tegang, ya dalam pergaulan antarnegara,” ucapnya dilansir dari youtube Metro TV.
Baca Juga: Adi Prayitno: Didit Prabowo Idola Baru yang Mencairkan Ketegangan Politik Tanah Air
“Karena sekarang, hampir semua negara tidak segan menggunakan tarif atau, dalam hal ini, perang dagang untuk menjaga industri maupun perekonomian masing-masing,” lanjutnya.
Perang dagang dan penggunaan tarif sebagai instrumen perlindungan industri dalam negeri diprediksi akan menjadi tantangan utama dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya kebijakan tarif baru dari AS, pemerintah Indonesia didorong untuk segera merumuskan langkah strategis.
Strategi ini mencakup negosiasi bilateral guna mengecualikan produk-produk tertentu dari kenaikan tarif, serta memperluas akses pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional.
Langkah diplomasi ekonomi menjadi penting mengingat Indonesia tidak menjadi target utama dalam pidato Trump, namun tetap masuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif tinggi.
Artikel Terkait
Perputaran Uang Di Masa Lebaran 2025, Cerminan Ekonomi Indonesia Saat Ini
Ekonomi Indonesia Tidak akan Membaik? Ekonom Ungkap Pasca Lebaran Diprediksi Semakin Memburuk
“Kebijakan Bisa Hancurkan Industri dalam Negeri” Anggota DPR Ungkap Ancaman Ekonomi
Lebaran di Mata Gus Imin: Tradisi, Ekonomi, dan Semangat Kebersamaan
Miris! Rocky Gerung Soroti Warga Batal Mudik, Bukti Mimpi Ekonomi Jokowi Gagal
Trump Naikkan Tarif Impor, Rocky Gerung: Ini Pukulan Telak untuk Ekonomi Prabowo