bisnisbandung.com - Pembentukan Danantara masih terus menuai sorotan dari berbagai kalangan, termasuk pengamat politik Rocky Gerung.
Respon pasar yang cenderung negatif terhadap kebijakan ini terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta melemahnya saham-saham bank milik pemerintah.
Bahkan, Otoritas Bursa Efek harus turun tangan dengan mengumpulkan para pemimpin emiten besar untuk mencari solusi atas dampak kebijakan ini.
Rocky Gerung menyoroti bagaimana komunikasi publik yang tidak efektif telah menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Danantara.
Baca Juga: Lulus Tanpa Suap, Viral Orang Tua Casis TNI AD Ramai-Ramai Ucapkan Terima Kasih ke Dandim Rembang
“Dalam persepsi publik, hal ini langsung jadi semacam kecurigaan: Apakah itu satu-satunya cara? Apakah ada keyakinan bahwa Indonesia akan terang-benderang setelah Danantara ada? Intinya tuh, komunikasi publik ini harus dipahami dengan baik,” terangnya.
Meskipun pemerintah telah berulang kali menegaskan bahwa skema Danantara bertujuan untuk mengumpulkan dividen dari BUMN guna dijadikan modal investasi, publik justru melihatnya sebagai instrumen yang berpotensi dikuasai oleh kepentingan tertentu.
Kekhawatiran utama yang muncul adalah anggapan bahwa semua BUMN akan disatukan dalam Danantara, sehingga menciptakan ketergantungan yang besar terhadap kebijakan tersebut.
Baca Juga: Heboh! Menteri PSI Diduga Tampung Kader di Kementerian, Rocky Gerung: Nepotisme di Kabinet Prabowo!
Rocky Gerung mengaitkan hal ini dengan apa yang ia sebut sebagai "Dilema Titanic", di mana sesuatu yang terlihat sangat besar dan kokoh justru menyimpan risiko kehancuran yang tidak terduga.
“Kita bisa menyebut ini sebagai ‘Dilema Titanic’ kapal yang sangat kuat justru dianggap tidak mungkin mengalami kegagalan, tetapi pada akhirnya tetap bisa hancur,” tuturnya.
Seperti kapal Titanic yang diyakini tidak bisa tenggelam tetapi akhirnya karam, skema Danantara yang digadang-gadang sebagai solusi ekonomi justru dikhawatirkan akan membawa dampak sebaliknya.
Baca Juga: KAI Tingkatkan Kenyamanan KA Sancaka Utara dengan Kereta Ekonomi New Generation Modifikasi
“Begitu juga dengan Danantara. Modal yang sangat besar selalu dianggap berisiko. Betul bahwa ada prinsip bahwa modal besar berisiko besar, tetapi keuntungannya juga bisa besar,” terang Rocky Gerung.
Artikel Terkait
Dibalik Danantara, Yanuar Rizky: Solusi Mitigasi Krisis atau Justru Mempercepatnya?
Pejabat Danantara Rangkap Jabatan, Ray Rangkuti: Bisakah Negara Dikelola dengan Fokus?
Ferry Latuhihin Sebut Visi dan Misi Danantara Tidak Masuk Akal, Kenapa Harus Superholding?
Danantara Tidak Belajar dari Krismon 98! Ferry Latuhihin: Bahaya Bank dalam Satu Rumah
Danantara Bisa Jadi Titanic yang Tenggelam, Rocky Gerung: Waspada!
“Serigala dari Danantara Ketahuan” Kritik Elisa Sutanudjaja soal Pendanaan Proyek Gasifikasi Batu Bara