bisnisbandung.com - Pengamat politik Eep Saefulloh menyoroti berbagai potensi permasalahan dalam pembentukan Danantara sebagai badan pengelola dana besar.
Dengan lebih dari Rp1.000 triliun yang dikelola langsung di bawah Presiden, ada kekhawatiran bahwa badan ini bisa menjadi lahan subur bagi praktik korupsi jika tidak diawasi dengan ketat.
Menurut Eep, dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi Indonesia saat ini, praktik korupsi masih menjadi tantangan besar.
“Indonesia menghadapi satu persoalan yang sangat besar yang berkaitan dengan soal-soal semacam ini. Soal itu kita namai sehari-hari sebagai praktik korupsi yang merajalela,” jelasnya dilansir dari youtube Keep Talking.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Indonesia Cerah di Atas Kertas, Tapi Bagaimana Realitanya?
Presiden Prabowo sendiri telah mengakui bahwa tingkat korupsi di Indonesia cukup parah, yang menandakan bahwa pengelolaan dana dalam skala besar seperti Danantara membutuhkan sistem pengawasan yang kuat dan independen.
Eep juga menyoroti lemahnya mekanisme pengawasan terhadap Danantara. KPK dan BPK hanya dapat melakukan audit jika ada permintaan dari DPR, berbeda dengan pengawasan ketat yang diterapkan pada lembaga-lembaga lainnya.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Danantara bisa menjadi badan yang relatif lebih bebas dari pengawasan langsung.
Baca Juga: Mahfud MD Pertanyakan KPK, Kenapa Hasto yang Ditangkap, Koruptor Besar Dibiarkan?
Kasus-kasus korupsi dalam pengelolaan BUMN selama ini menjadi pelajaran penting. Eep membandingkan situasi ini dengan kasus 1MDB di Malaysia, di mana ketika kepentingan politik terlalu berperan dalam pengelolaan dana besar, risiko korupsi meningkat drastis.
Sebaliknya, Temasek di Singapura berhasil menjaga profesionalisme dengan membatasi intervensi politik, sehingga mampu mengembangkan investasi yang berkontribusi besar bagi perekonomian negara.
Untuk menghindari skenario buruk seperti 1MDB, Eep Saefulloh menekankan perlunya langkah-langkah tegas dalam membangun mekanisme dan prosedur yang memastikan kredibilitas serta akuntabilitas pengelola Danantara.
Baca Juga: Prabowo Kembali Bela Jokowi Soal Cawe-Cawe, Rocky Gerung: Ada Apa Ini?
“Tetapi di mana pun di dunia ini, menurut hemat saya, faktor pengelola yang bersih, kredibel, dan berwibawa tentu saja melekat pada semua lembaga,” ujar Eep Saefulloh.
Artikel Terkait
Dividen BUMN Dikelola Danantara, Negara Bisa Defisit Anggaran?
Masyarakat Pesimis dengan Danantara, Juru Bicara Kepresidenan: Sebenarnya Ini Karena Mindset
Belajar dari China, Bisakah Danantara Meningkatkan Investasi Hingga 200%? Analisis Ekonom UI
Yanuar Bongkar Dugaan Jokowi Biang Kerok Indonesia Gelap dan Danantara Alat bagi Oligarki
Feri Amsari: Penghematan vs Investasi Danantara Siapa Untung?
Danantara Rilis, IHSG Menangis! Peluncuran Superholding Baru Namun Bikin Geger di Pasar Modal Indonesia