Dr. Tifa juga mengangkat kemungkinan adanya tekanan dari elite global dalam pembentukan kabinet ini.
Ia menyoroti bagaimana banyak pemimpin dunia dipaksa membentuk pemerintahan yang bisa dikendalikan oleh kekuatan besar di luar negeri.
"Apakah Prabowo sedang menghadapi tekanan serupa? Apakah kabinet gemuk ini memang atas keinginannya atau ada kepentingan lain yang bermain?" katanya.
Baca Juga: Israel Panggil Pasukan Cadangan, Gencatan Senjata Gaza Terancam
Namun menurutnya elite global biasanya justru mendorong efisiensi dalam pemerintahan bukan kabinet yang gemuk.
Lembaga seperti Bank Dunia dan IMF kerap menyarankan reformasi birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan bukan menambah jumlah jabatan.
Dr. Tifa menyimpulkan bahwa kabinet gemuk ini lebih mencerminkan kompromi politik dalam negeri dibandingkan tekanan asing.
Jika ada pengaruh global, itu lebih terlihat dalam kebijakan ekonomi dan pertahanan, bukan dalam jumlah menteri.
Baca Juga: Matahari Kembar Benar Terjadi? Aliffurahman Berspekulasi soal Hubungan Prabowo dan Jokowi
"Jika Prabowo ingin efisiensi mungkin di masa depan akan ada perampingan atau reshuffle. Namun dalam waktu dekat hal ini tampaknya sulit dilakukan," ungkapnya.
Menurutnya pemimpin sejati tidak memerlukan terlalu banyak orang untuk membuat keputusan.
Namun dalam politik Indonesia saat ini bisa jadi bukan presiden yang benar-benar memegang kendali penuh.***
Artikel Terkait
Indonesia dalam Bahaya! Dr. Tifa: Perlu Diselamatkan atau Biarkan Hancur?
Aksi Dadakan Dedi Mulyadi: Tinggalkan Mobil, Naik Motor Warga ke Acara Gerindra
IKN Jadi Batu Sandungan! Rocky Gerung: Prabowo Dihadapkan Dilema antara Jokowi dan APBN
Rakyat Indonesia Terancam Musnah? Ini Kata Dr. Tifa!
Ada ‘Raja Kecil’ di Pemerintahan Prabowo? Faizal Assegaf Ungkap Fakta Mengejutkan!
Jimly Asshiddiqie Ingatkan Bahaya Oligarki dan Totalitarianisme Baru